> | > Perjanjian Berdarah

Perjanjian Berdarah

Posted on Senin, 07 Juni 2010 | No Comments

Suasana tegang memenuhi ruangan yang dihadiri oleh 6 orang tersebut.

“Jadi bagaimana?” Desi membuka suara.Bluefame.com

Raka mendesah nafas berat. Pemuda berpakaian serba hitam ini mengusap-usap bibirnya.

“Usulku cuman satu, Des! Pasrah!” Raka menyambung.

“Hei..hei..kalian yang serius donk! Pasrah bukan jalan keluarnya!” Roy memprotes kata-kata Raka. Pemuda gondrong itu makin berkeringat dingin.

“Ada usul lain?” Desi kembali melirik satu-satu orang yang hadir disitu.

Kembali senyap.

Mereka masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri. Nafas-nafas berat makin sering terdengar di ruangan tersebut.
Bluefame.com
Raka mencomot sebatang Marlboro merah kesayangannya, dengan tergesa ia membakar ujung rokok tersebut sambil menghisap dalam-dalam.

“Ehm…” Meilin yang sejak tadi diam buka suara. “Bagaimana kalau kita langsung tanya orangnya sendiri?”

“Bodoh! Apa kau mau bertanya ‘Hei Ven apa kamu sekarang masih perawan?’ Begitu?” Alex memotong sambil menjitak pelan Meilin.

“Sudah-sudah…! Lebih baik pikirkan cara yang masuk akal gitu!” Poppy menengahi, cewek manis kuncir kuda ini langsung angkat bicara.

“Gara-gara kalian juga sih yang tidak becus mendekati si Vena! Kita-kita semua jadi kena getahnya!” Alex masih ngotot mempertahankan pendapatnya, kacamatanya sudah melorot sampai ujung hidung. Buru-buru ia membetulkan.

“Sudah diam semua! Kok jadi saling menyalahkan sih!” Desi, cewek manis berambut cepak itu segara menghardik.

Raka masih tetap menghisap rokoknya dengan tenang. Roy mulai memainkan jari-jarinya dengan gelisah.Bluefame.com

“Apa tidak bisa diganti dengan yang lain Des?” Alex kembali angkat bicara.

Desi melotot “Pertanyaan konyol yang ga perlu dijawab!” tegas Desi.

Alex mengangkat bahunya. Roy makin gelisah, baju hitamnya makin basah oleh keringat.

“Ok….ok gini aja deh! Aku aja yang ntar malam memancingnya.” Alex mengajukan diri.

Semua menatap tajam ke arah pemuda berkacamata tersebut.

“Kau yakin lex?” Roy bertanya.

“Awas jangan sampai gagal! Kau tau sendiri akibatnya lex!” Desi menambahkan.

Alex diam, menyesal dia mengajukan diri. Tapi apa mau dikata? Dipandangnya satu persatu temannya. Pandangan yang berusaha meminta keyakinan.

“Ok Des. Beres! Aku tahu resikonya kok!” sahut Alex.

Hampir bersamaan semua yang diruangan tersebut menarik nafas lega.
Bluefame.com
“Tapi kalo Alex tidak berhasil bagaimana Des?” tiba-tiba si Meilin membuka suara.

“He..he…jangan kuatir Mei! Alex playboy kampung hebat tuh! Kenyataannya kaupun dah dicicipi olehnya kan?” Raka terkekeh-kekeh menjawab.

Meilin melengos melotot ke arah Raka.

“Uhui..jangan marah say! Waw ntar aku ndak dapat jatah lagi neh!” Raka mulai berceloteh.

Meilin mau tak mau tersenyum juga mendengar celoteh konyol Raka.

Suasana beku yang sejak tadi ada diruangan itu kembali cair.

“Aku ke atas dulu” Alex berpamitan, lalu dengan tergesa ia meninggalkan ruangan tersebut.

“Ehm..! Buat rencana tu kayanya!” Poppy menanggapi.

Raka terkekeh kecil.
Bluefame.com
Tiba-tiba pintu kecil di samping ruangan itu terbuka, sosok pria bertubuh agak gemuk tapi gempal, berumur 45 tahunan memasuki ruangan. Pak Simo, nama pria tersebut adalah pengawas sekaligus kepercayaan di rumah kos tersebut.

“Bagaimana?” tanyanya sambil mengambil tempat duduk disamping Poppy.

Hampir bersamaan Roy dan Meilin mengangkat bahu, sementara Raka tetap santai menghisap dalam-dalam rokoknya.

“Alex, yang mungkin bekerja malam ini pak.” Desi menjawab.

Pak Simo memandang satu persatu yang ada diruangan tersebut. Lalu menghela nafas panjang

“Harus terlaksana malam ini! Tidak bisa kita tunda lagi. Kalian tahu akibatnya bila kita sampai belum dapat memenuhi permintaannya pada hari Jumat besok.” Pak Simo berkata serius sambil menatap dalam-dalam semua yang hadir diruangan tersebut. Mereka semua yang mendengar perkataan Pak Simo begidik pelan membayangkan akibat yang didapat apabila hal itu sampai terjadi. Raka mematikan puntung rokoknya, lalu buru-buru menyalakan batang kedua. Roy kembali berkeringat dingin, sedang ketiga gadis itu saling memandang dengan perasaan gelisah.

“Hmmm… sudahlah, kalian pasti yakin kalau Alex dapat melakukannya kan?” Pak Simo memecah kebisuan yang mencekam. Hampir bersamaan semuanya mengangguk pelan.

“Baiklah kalian santai-santai sajalah malam ini. Kita tunggu perkembangan sampai besok pagi.” Sambung Pak Simo lagi sambil bangkit dari tempat duduknya, lalu tanpa berkata apa-apa lagi dia meninggalkan ruangan melalui pintu yang pertama kali dia masuki.Bluefame.com

“Ok, jangan terlalu dipikirkan lagi tambah pusing aku!” Desi memecah kesunyian setelah beberapa saat semuanya membisu.

“Setuju!” Roy menyahut lalu mengucek-ucek rambot gondrongnya. “Bisa cepat tua aku ini kalo terlalu banyak jutek!” sambungnya lagi.

Tiba-tiba terdengar suara pintu pagar dibuka, dan tak lama kemudian seorang gadis yang sangat cantik berambut sebahu muncul diruangan tersebut

“Hai semua! Malam! Kok pada belum tidur? Lagi pada ngapain?” Sapa Vena renyah.

“Wah dari mana nih? Kok ceria banget, Ven? “ Meilin menanggapi.

“Cuman belanja keperluan sehari-hari aja kok.” Jawabnya lagi sambil menunjukkan tas plastik belanjaannya. “O ya ni buat kalian!” katanya lagii sambil mengaduk- ngaduk tas belanjaannya lalu menaruh 2 kaleng biskuit dia atas meja.

“Thanks Ven!” Desi tulus berkata.Bluefame.com

“It’s ok kok! O ya aku ke atas duluan ya! Met malem semuanya!” Vena berseru lalu dengan berlari kecil dia meninggalkan ruangan.

Raka menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

“Kasihan.” Bisik Raka.

Desi menjitak kepala Raka

“Elo kasihan apa suka?”

Raka mengusap-usap kepalanya yang terkena jitak Desi.

“Sakit tau!” seru Raka dengan gaya konyolnya.

Meilin tertawa kecil melihat tampang Raka yang meringis-ringis tidak karuan.

Suasana yang kaku tadi berubah agak lunak dengan kelakuan Raka.Bluefame.com

“Roy!!! Dasar rakus kau!” Poppy berseru melihat Roy dengan tenangnya mendekap 1 kaleng biskuit dengan mulut penuh, ternyata anak itu diam-diam sudah mulai melahap biskuit pemberian Vena tadi.

Poppy langsung mengulurkan tangannya untuk mencubit paha Roy. Tapi dasar Roy mana mau dicubit begitu saja, dia langsung menghindar tangan Poppy dengan membuka pahanya lebar-lebar. Akibatnya tangan Poppy malah nyasar mendarat di ‘anu’nya si Roy.

“Haduhh..!! Ganas sekali kau Pop! Masa sampai ‘adik’ku mau kau cubit!” seru Roy dengan mulut penuh biskuit.

“Alah biar! Biar mampus sekalian.” Seru Poppy lagi tanpa melepaskan tangannya pada kemaluan si Roy.

Semuanya tertawa ketika melihat Roy merem-melek mohon ampun ketika kemaluannya dicubit oleh Poppy.

“Rasain kau Roy! Hilang sudah barang kebanggaanmu!” Meilin menimpali.

“Ah sudah..sudah..bercandanya! Aku mau tidur dulu. Besok aku shift pagi soalnya.” Kata Desi, lalu bangkit dari tempat duduknya.

Tangan Raka dengan jahil meremas buah dada Desi yang sedang melewati tempat duduknya. Alhasil? Sebuah jitakan mendarat lagi di kepalanya.

Desi cuman tersenyum penuh kemenangan sebelum akhirnya dia menghilang dari ruangan itu.

“Aku juga mau ke atas ah!” kata Meilin “Hoi Roy ikutan ga?” tawar Meiling dengan senyum menggoda. Bluefame.com

Sementara itu Roy masih dengan penderitaan, tangan Poppy masih dengan kuat menjepit kemaluannya.

“Iya..iya aku ikutan deh! Tapi bantu aku dulu donk! Kalau engga ntar bagianmu ini hilang loh!” Roy asal aja ngomong.

Meilin cuman terkikik kecil. “Ya sudah kalo ga mau, kamarku aku kunci deh!” ancam Meilin. Begitu mendengar ancaman Meilin, buru-buru Roy melemparkan kaleng biskuitnya ke meja lalu langsung ngabur mengikuti Meilin. Sementara Poppy mendengus kesal karena buruannya hilang.

Raka memperhatikan semuanya dengan masih menghisap sebatang Marlboro merahnya.

Poppy bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri Raka, Senyum menggoda tersungging di bibir mungilnya. Dengan santai ia menghempaskan pantatnya di sofa, merapat pada Raka.

“Mau cubit punyaku juga?” Raka nyengir, lalu melebarkan pahanya, “Nih!” Sambungnya lagi. Gundukan penisnya tercetak jelas di celana kolor parasutnya. Poppy ketawa kecil melihat Raka yang sudah setengah konak. Tangannya meluncur mengelus-elus penis Raka di luar celana parasutnya.Bluefame.com

“Aduh Pop, kalau ini memang gaya kamu mencubit, tiap hari aku pengen juga dicubit ama kamu!” cerocos Raka. Lalu dengan santai, melepas celana parasutnya hingga penisnya tampak jelas tegak mengacung.

“Disini?” Tanya Poppy.

Raka nyengir lalu melihat sekeliling ruangan dengan pandangan selidik sebelum akhirnya mengangguk setuju.

Poppy memelorotkan badannya hingga dalam posisi berlutut di depan Raka, diraihnya penis Raka, lalu dengan sigap Poppy mulai mengulum penis Raka. Tangannya mengocok perlahan batang penis itu, membuat Raka melenguh keenakan.

Raka membuka kaus yang dipakainya dengan tergesa, diteruskan dengan melolosi pakaian yang dikenakan Poppy hingga keduanya telanjang bulat. Raka menghisap rokoknya dengan santai sementara Poppy terus mengulum dan menjilati penisnya. Tangan Poppy secara teratur mengurut-urut batang penisnya, mengelus-elus buah zakar, dan sesekali melakukan gerakan menggelitik. Raka merasa terbang ke langit tingkat tujuh, urat-urat disekitar selangkangannya menegang kencang memberikan respon atas desakan syahwatnya. Bluefame.com

Mulut Poppy berpindah ke atas perlahan-lahan, dengan gerakan menjilati perut lalu terus menuju keatas hingga sampai di dada Raka. Poppy mulai menghisap putting susunya dengan secara bergantian, menimbulkan rasa geli bercampur nikmat bagi Raka. Raka mematikan rokoknya, tangannya lalu mulai bekerja meremas, memijat secara perlahan buah dada Poppy yang membulat kencang. Jari-jarinya memainkan putting susunya yang mulai mengeras, memijit dan mengurut secara bergantian.

Erangan-erangan kecil mulai keluar dari bibir kedua insan yang berlainan jenis itu, sementara tangan-tangan mereka tetap bekerja mencari-cari titik rangsangan pada tubuh masing-masing. Poppy mengalihkan mulutnya dari dada Raka lalu mencari-cari mulutnya, mulut keduanya kini saling membelit, menghisap, sementara kedua lidahnya menari-nari.

Tangan Raka turun ke arah selangkangan Poppy, jari-jarinya kini memilin-milin pelan kelentit vagina Poppy. Tanpa sadar Poppy melenguh menahan nikmat yang tak terkira, otot-otot di sekitar vaginanya berdenyut tegang dan mulai mengeluarkan cairan pelumasnya.

Raka menggeser posisinya hingga kini ia dalam posisi menindih Poppy. Raka menurunkan badannya sementara Poppy berbaring pasrah menunggu tindakan Raka selanjutnya. Raka menurunkan kepalanya sehingga kini kepalanya sejajar dengan lobang vagina Poppy. Dijulurkan lidahnya dan mulai menjilati vagina Poppy dengan rakus, Raka menghisap kelentit vagina Poppy dengan perlahan tapi cukup membuat Poppy menggelinjang geli. Ceracau tak jelas keluar dari bibir mungil Poppy, merasakan geli bercampur nikmat tak terkira. Raka makin semangat mengerjai vagina Poppy, lidahnya menyapu bersih seluruh bagian vagina Poppy. Cairan pelumas vaginanya semakin deras keluar membasahi dinding-dinding vagina.Bluefame.com

Kini jari telunjuk dan tengah Raka memasuki lubang kenikmatan itu, mengocok perlahan dengan sesekali menggaruk-garuk dinding bagian atas tepat di daerah G-Spot vagina Poppy. Sementara lidahnya terus bekerja menjilati kelentit vagina tersebut.

Poppy makin menggelinjang tak karuan, matanya merem-melek tak menentu sementara mulutnya melenguh dan mendesah tak karuan. Nafasnya seakan hampir putus, aliran kenikmatan yang berasal dari selangkangannya berputar-putar di aliran darahnya menuju pusat syaraf seakan-akan meledakan otaknya.

Akhirnya Raka menghentikan aktivitas di vagina Poppy, lalu mengangkat tubuhnya hingga penisnya tepat berada di lubang vagina Poppy. Raka memutar-mutarkan penisnya di mulut vagina Poppy sebelum akhirnya dia secara perlahan memasukkannya ke dalam lubang kenikmatan itu.

Raka perlahan-lahan mulai memompa, penisnya terasa hangat ketika bersentuhan dengan dinding vagina Poppy, sementara itu Poppy berusaha mengimbangi dengan menggoyangkan pinggulnya secara rotasi. Raka merasakan denyutan-denyutan kuat meremas penisnya dengan kuat, sekuat tenaga ia berkonsentrasi mengencangkan seluruh otot di daerah selangkangannya. Dengusan nafas keduanya makin terasa seiring cepatnya gerakan-gerakan yang teratur itu.Bluefame.com

Raka mempercepat gerakan memompanya, matanya seakan terbalik merasakan remasan-remasan di penisnya. Kondisi Poppy tak jauh berbeda dengan Raka, desakan orgasme makin kuat dirasakan mengalir deras dalam aliran pembuluh darahnya. Ia melenguh keenakan manakala penis Raka masuk seluruhnya hingga mentok pada mulut rahim, lalu dengan cepat pula Raka menarik penisnya menyentuh titik-titik kenikmatan dalam vaginanya. Sungguh menakjubkan perasaan yang dirasakan keduanya, seperti listrik ribuan volt mengalir berputar disekitar daerah kelamin mereka, menggetarkan seluruh kelenjar-kelenjar yang ada di dalam tubuh keduanya.

Hingga akhirnya seluruh usaha untuk membendung aliran kenikmatan tersebut jebol, dan tumpahlah segala rasa nikmat yang tiada bandingnya membasahi jiwa-jiwa mereka secara bersamaan.

Kamis 15 November, pukul 07.22 WIB

Roy menggeliat nikmat, lalu menguap sekali, setengah sadar ia mengejap-ngejapkan mata pada kamar asing ini, kamar Meilin. Setelah sudah sadar sepenuhnya ia melihat Meilin sudah tak ada disampingnya. Samar-samar terdengar guyuran air di kamar mandi, Roy menatap pintu kamar mandi dengan sedikit tersenyum. Senandung kecil didalamnya sudah pasti keluar dari bibir Meilin. Roy masih membayangkan permainan binal Meilin dan dirinya tadi malam, penisnya bereaksi lagi. Dengan sedikit terhuyung Roy bangkit dari tempat tidur, lalu menuju pintu kamar mandi, tubuh telanjangnya tampak atletis dengan penis yang mengacung. Lalu dengan tanpa bersuara ia membuka pintu kamar mandi perlahan-lahan, tampak tubuh telanjang Meilin sedang membelakanginya. Dengan mengendap-endap Roy mendekati Meilin lalu mencium tengkuknya dengan tiba-tiba. Meilin menjerit kecil karena terkejut, setelah tahu bahwa Roy yang berbuat, ia melotot jenaka.

“Dasar kau Roy, bikin jantungan aja!” Meilin memprotes.Bluefame.com

Roy terkekeh.

Lalu dengan sigap ia memeluk Meilin dari belakang sambil menciumi tengkuk dan lehernya dengan bernafsu. Meilin terhenyak ketika dirasakan tiba-tiba sebuah benda kenyal menerobos masuk lubang vaginanya, ternyata Roy sudah langsung menancapkan penisnya. Meilin mendesah kecil ketika Roy mulai menggoyangkan pantatnya maju-mundur dengan berirama. Di bawah guyuran shower, kedua insan yang berlainan jenis itu saling berpacu di dalam birahi.

*

Setengah sadar Raka merasakan gelitik di bagian bawah tubuhnya, Ia mengejap-ngejapkan matanya membiasakan sinar yang masuk didalam kelopak matanya. Ketika Raka sudah dapat membuka lebar-lebar kedua matanya, ia menemukan penyebab gelitikan halus yang membangunkannya. Tampak Desi dengan halus sedang mengulum penisnya penuh perasaan, tangannya memuntir-muntir halus buah zakar Raka. Geliat kecil Raka membuat Desi sejenak menghentikan aktivitasnya,

“Dah idup lo?” tanya Desi santai.

Raka masih belum pulih benar ingatannya, bengong melihat dirinya telanjang bulat di sofa sedang di meja makan tampak Poppy dan Alex cekikikan sambil menikmati sarapannya masing-masing.

“Uhhhh...” Raka menguap sebentar lalu menggeliat lagi, ia nyengir sambil melirik Desi yang sudah berpakaian rapi bersetelan blues dan rok span masih setengah jongkok disampingnya.Bluefame.com

“Kenapa berhenti say?” Kata Raka diiringi cengiran jeleknya.

“Nenek lo triping ka!” Sahut Desi langsung, tapi Desi kembali meraih penis Raka dan mulai mengulum kembali.

Raka menatap Alex yang sejak tadi cekikikan melihat dirinya dikerjai Desi.

“Oi dodol ketawa-ketiwi molo! Gimana tugas lo kemaren malem?” sentak Raka

“Beres bro! Sukses! She’s still virgin!” Alex mengacungkan jempolnya kepada Raka.

“Ga sampai lo jebol kan lex?” Ganti Poppy yang tanya.

“Hampir!” Alex ketawa “Untung gua cepet sadar! Menyangkut profesionalisme” sambungnya lagi.

“Huh! Awas kalo lo boong lex! Gua jadiin lo dadar goreng!” Raka menimpali.Bluefame.com

Alex cuman ketawa kecil, lalu ia membetulkan kacamatanya dan bangkit berdiri.

“O ya dia dah lo bilangin supaya ntar malam tepat jam 10 dia sudah harus ada di sini?” Poppy menyambung.

“Beres Pop! Ok, gua cabut duluan!” Alex nyengir lalu dengan suara berisik meninggalkan ruangan.

Poppy barusan menelan suapan terakhir dari sarapannya, minum beberapa teguk air lalu bangkit berdiri mendekati Raka yang melenguh keenakan karena penisnya dikerjai oleh Desi. Lalu dengan cueknya Poppy melolosi celana pendeknya juga celana dalamnya sekalian, lalu melangkahkan kakinya diatas sofa hingga posisi vaginanya tepat di atas muka Raka. Dengan sigap Raka menyambut lubang kenikmatan tersebut dengan lidahnya, menjilat dan menggelitik seluruh bagian dari vagina itu.

Desi menghentikan aktivitasnya pada penis Raka, ia berdiri lalu tanpa melepas roknya, Desi melolosi celana dalamnya. Kemudian pelan-pelan dia menduduki penis Raka yang sudah tegak mengacung, tangannya meraih ke dalam, membantu penis Raka memasuki lubang vaginanya. Desi mengejang sesaat ketika seluruh batang penis Raka tertanam habis di dalam lubang vaginanya. Otot-otot dinding vaginanya memberikan respon ketika Desi mulai menaik-turunkan pinggulnya secara berirama.

Raka menggelinjang, penisnya seakan diremas-remas halus oleh seonggok daging lembut, sesekali daging tersebut menyedot-nyedot dengan kuatnya. Raka merasakan batang penisnya agak ngilu ketika Desi mempercepat goyangan pinggulnya, bersamaan dengan itu lidah jay menari-nari dengan gila di dalam vagina Poppy. Bluefame.com

Ketiga insan tersebut berpacu saling berlomba untuk mendaki puncak kenikmatan, nafas mereka mendengus-dengus garang, otot-otot tubuh mereka menegang, sedangkan selangkangan mereka tak henti-hentinya mengirimkan denyutan kenikmatan yang mengalir terus-menerus ke seluruh bagian tubuh. Hingga akhirnya jebol sudah seluruh pertahanan yang dibangun, aliran kenikmatan menyembur dengan kuatnya mematahkan seluruh ketegangan syaraf dan memberikan sejuta kesejukan dalam diri mereka masing-masing.

Kamis, 15 November, pukul 23.51 WIB

Ketujuh manusia yang berkerudung hitam tersebut berdiri mengelilingi sebuah altar. Mereka masing-masing menggumamkan nada-nada aneh, suasana tegang menyelimuti seluruh ruangan yang hanya diterangi oleh beberapa buah obor. Ruangan yang berbentuk bundar hampir sama sekali tidak berperabotan. Yang tampak disitu hanya sebuah meja kecil dengan beberapa gelas kuningan diatasnya, sebuah sofa tua dan tepat ditengah-tengahnya sebuah Altar yang berukuran 2m X 1m.

Tepat diatas altar tersebut tampak sosok tubuh gadis yang terlentang, tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya, kaki tangannya terikat pada gelang-gelang besi yang tertancap diatas altar secara permanen. Vena, tak lain gadis yang terlentang di atas altar tersebut kini sedang menangis memohon ampun.Bluefame.com

“Ayolah teman, bercandanya jangan keterlaluan, lepasin gua donk.” Vena merintih memohon, matanya berkeliling menatap satu-satu kepala yang berada di balik kerudung hitam itu.

Ketujuh manusia yang mengelilingi altar tersebut tetap bergumam dengan nada-nada aneh. Bayang mereka bergerak-gerak seiring dengan gerakan lidah api obor.

Jumat, 16 November, pukul 00.00 WIB

Tiba-tiba terdengar suara hembusan angin kencang melanda di ruangan tersebut, jubah ketujuh orang tersebut berkibar-kibar seakan ruangan tersebut dilanda topan. Tapi anehnya perabotan diruangan tersebut maupun api obor yang menerangi tidak terpengaruh oleh ‘angin’ tadi. Kabut kelabu mulai turun diatas ruangan tersebut, serentak ketujuh manusia berjubah hitam itu berlutut dengan kepala menunduk menyentuh lantai. Vena semakin ketakutan, air matanya mengalir tiada henti-hentinya, seruan-seruannya ditelan gelegar yang saling bersahut-sahutan.

“O Pangeran yang agung, selamat datang kembali!” Suara serak itu keluar dari salah satu manusia berkerudung hitam. Vena mengenali suara tersebut milik Pak Simo, pengurus kost-kostannya, serentak Vena kembali memohon dan meratap kepada seluruh manusia berkerudung hitam tersebut agar ia dilepaskan. Tapi tiba-tiba dia tercekat, suaranya berhenti seketika, matanya mendelik ngeri melihat sosok yang berdiri tepat disampingnya.Bluefame.com

Sosok tersebut bertubuh hampir 3 meter tingginya dengan warna kulit merah gelap, sepasang tanduk menghiasi kepalanya yang tak berambut, bola matanya yang berwarna kuning menyala menunjukkan wibawanya. Mulutnya tersenyum menampakkan gigi-giginya yang tajam, sedangkan tubuhnya kekar atletis dengan sayap besar berselaput dipunggungnya.

Suara tawa menggelegar keluar dari makhluk tersebut menambah seram suasana, perlahan-lahan makhluk tersebut menatap Vena yang sudah hampir pingsan ketakutan.

“Ternyata kalian tidak lupa tugas yang kuberikan!” Suara berat tapi tajam keluar dari makhluk tersebut. Ketujuh manusia yang berkerudung hitam terdiam dengan kepala masih menunduk kebawah.

“Hmm...!” Perlahan-lahan makhluk tersebut menghampiri altar lalu membelai-belai tubuh Vena mulai dari atas sampai ke bawah.

“Sempurna!” Kata makhluk tersebut lalu dilanjutkan dengan tawanya yang mengerikan.

Vena memberanikan diri menatap makhluk tersebut

“Kau si..si..apa?” tanyanya dengan gemetar.Bluefame.com

Makhluk tersebut kembali tertawa dengan menggelegar.

“Aku adalah Demon! Sang Pangeran Kegelapan!” Jawab makhluk tersebut.

“Sa..sa...ya.. mau di...ap.apakan?” Vena kembali bertanya.

Makhluk tersebut mendelik ke arah Vena , lalu dengan senyuman bengisnya dia menjawab:

“Kau akan kubawa merasakan kenikmatan surgawi!”

Vena mendelik ngeri, lalu dia menjerit sekuatnya ketika ia menatap selangkangan makhluk itu. Tepat ditengah-tengahnya alat kelamin Demon yang lumayan panjang dan besar mengacung dengan tegaknya. Demon menghampiri Vena dan ia mulai melebarkan kedua paha gadis tersebut.Bluefame.com

“Jangaa..aann...! stt..ooopp...!” Vena meratap-ratap dengan memelas.

Dengan kasar makhluk itu mulai menggagahi gadis tersebut, Vena menjerit sejadi-jadinya ketika benda asing tersebut memasuki lubang vaginanya, merobek mulut vaginanya sekaligus keperawanannya. Tanpa perduli dengan jeritan Vena yang menyayat makhluk tersebut terus menggagahi gadis tersebut, suara kecipak darah mulai terdengar seiiring dengan ayunan pinggul makhluk yang mengerikan itu.

Setengah jam berlalu, makhluk tersebut masih menggeram-geram mengayunkan pinggulnya dengan kuat. Kondisi tubuh Vena sekarang sudah tidak karuan, tangisnya masih terdengar seiiring dengan peluh membasahi seluruh tubuhnya. Lendir bercampur darah mengalir tiada henti dari selangkangan gadis itu, tubuhnya bergoncang-goncang dengan hebat didera siksaan yang paling menyakitkan dalam hidupnya.

Tak berapa lama kemudian makhluk tubuh makhluk tersebut menggeletar dengan hebat diiringi suara geraman yang menggema keseluruh ruangan. Cairan ungu pekat menyemprot dengan hebat memenuhi seluruh vagina Vena, puncak kenikmatan sudah diraihnya.Bluefame.com

Makhluk tersebut mencabut pelan-pelan batang kemaluannya lalu tiba-tiba batang tersebut seperti tertarik kembali masuk kedalam selangkangan makhluk itu. Vena merintih antara kesakitan dan kengerian pada dirinya. Vaginanya robek mengeluarkan darah bercampur dengan lendir ungu pekat.

“Berdiri semua!” Suara menggelegar kembali memenuhi ruangan tersebut

Ketujuh manusia berjubah hitam tersebut berdiri

“Saatnya upacara puncak!” Makhluk tersebut mengumumkan.
Tanpa diperintah ketujuh manusia berjubah hitam tadi mengambil masing-masing satu gelas kuningan yang berada di meja pinggir. Setelah mereka masing-masing mendaptkan satu gelas kuningan, mereka kembali mengelilingi altar

Makhluk tersebut kembali tertawa dengan suara menggelegar lalu dengan secepat kilat ia mengayunkan tangannya ke leher Vena. Tanpa sempat menjerit Vena mendelik merasakan sesuatu mengiris batang lehernya. Belum sempat tersadar, kepala Vena ternyata sudah terpisah dari tubuhnya. Darah segar muncrat dengan deras dari penggalan leher tersebut, Makhluk itu kemudian menjambak rambut Vena dan mengangkat kepalanya yang sudah terpenggal lalu diangkat keatas dan mulai meminum darah yang mengucur dari penggalan kepala itu. Mata Vena yang mendelik tampak jelas diterangi oleh api obor, nyawanya lepas sudah.
Bluefame.com
Setelah puas, makhluk tersebut mulai membagi-bagikan kucuran darah dari penggalan kepala tersebut ketujuh gelas kuningan yang dibawa manusia-manusia berjubah hitam tadi. Setelah semua terbagi rata maka masing-masing bertoast lalu meminum darah yang berada di gelas kuningan tadi. Gelegar tawa kembali memenuhi ruangan tersebut, masing-masing manusia berjubah hitam tadi mulai menanggalkan jubahnya satu persatu. Ternyata mereka semua tidak memakai apapun dibalik jubah hitamnya, ketujuh yang bertelanjang bulat tadi adalah Pak Simo, Raka, Alex, Roy, Desi, Meilin, dan Poppy, kini menghampiri mayat Vena yang tanpa kepala diatas altar. Seperti kesetanan mereka masing masing melumuri tubuhnya dengan darah yang mengalir dari penggalan leher mayat tersebut lalu mereka masing-masing mulai bercumbu satu sama lain sementara Demon, makhluk kengerian tadi dengan santai mulai melahap bagian-bagian tubuh itu. Ketujuh manusia tadi mulai berpesta seks disekeliling altar, saling berpacu dalam birahi, sementara tubuhnya berlumuran darah korbanan, bau anyir memenuhi seluruh ruangan tersebut, seiiring dengan berjalannya waktu.


2 Bulan kemudian

Ting..tong

Seorang gadis cantik berkacamata dengan sabar menunggu di depan pintu sebuah rumah. Tubuhnya seksi dengan rambut dikepang dua, tangannya mengapit sebuah harian surat kabar, didekat kakinya yang jenjang tapak sebuah travel bag berwarna biru terang.

Gadis itu segera membetulkan kacamatanya ketika mendengar suara langkah kaki dibalik pintu. Tak lama kemudian pintu tersebut terbuka lalu tampaklah kepala seorang gadis berambut pendek muncul keluar.

“Ya?” Tanya gadis berambut pendek tersebut dengan pandangan curiga.Bluefame.com

“Ehmm.. begini, namaku Lia, dan aku membaca iklan di surat kabar ini, katanya disini masih ada kamar kost kosong untuk cewek. Apa benar begitu?”

Gadis berambut pendek tadi memandangi tamunya mulai dari kepala hingga ujung kaki, lalu tiba-tiba dia tertawa lebar, suaranya berubah ramah.

“Tentu! Ayo silakan masuk! O ya namaku Desi, bawaanmu cuman itu aja ya? Sini aku bawakan!” kata gadis berambut pendek tadi ramah.

Gadis berkacamata tadi tampak gembira lalu masuk ke dalam rumah tersebut. Dengan riang dia mulai menebarkan pandangan di dalam rumah ini.

“O ya, kok sendirian saja? Tidak ada yang mengantar nih?” Tanya Desi.

“Oh...anu .. mbak...memang saya sudah sendiri dari dulu, kalau yang mbak maksud keluarga saya saya memang tidak punya. Saya berasal dari rumah yatim. Mbak tidak keberatan kan?” Lia memberikan penjelasan, matanya tempak kagum memandangi isi rumah yang tampak mewah itu.Bluefame.com

“ Oh Tidak, malah kebetulan....” Jawab desi pelan.

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.
Feed facebook twitter friendfeed G+ Submit