Home > 27 Juni 2010

27 Juni 2010

Kini inez tak perawan lagi

Jumat, 02 Juli 2010 Category : 0

Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang ketika kami berdua sampai di perumahan tempat kakak laki-laki mas Ari, cowok yang sedang mendekati aku, yang sedang kosong itu. Dia ganteng dan badannya keker, aku suka dia mendekatiku walaupun beda umurnya jauh denganku. Setelah menutup pagar depan, segera dia mengajakku untuk masuk ke dalam rumah. Dia segera memeluk tubuhku dan dengan sedikit bernafsu segera disosornya pipiku dengan bibirnya. Aku sangat terkejut melihat ulahnya, “Eeeh Mas, kok gitu sih ” kataku memandangnya sambil melotot. Namun dia dapat segera mengendalikan diri, sambil tersenyum dia segera meraih tanganku dan ditariknya masuk ke dalam rumah.

Setelah menutup pintu terasa sekali di dalam suasana agak remang-remang karena gorden masih tertutup. Sambil tetap memegang tanganku erat-erat, dia menatap wajahku, wajahku masih cemberut dan kelihatan marah. Sambil tetap tersenyum dia berkata “Nes, itu tadi berarti aku sayaang sama kamu, apa nggak boleh aku ngasih sun sayang?” rayunya. “Mas gitu sih”,aku tetap merajuk kepadanya, aku menarik lepas tanganku dari genggamannya dan berjalan menuju ke sofa ruang tamu. Saat itu aku mengenakan celana ketat dari kain yang cukup tipis berwarna putih sehingga bentuk bokongku yang bulat padat begitu kentara, dan bahkan saking ketatnya CDku sampai kelihatan sekali berbentuk segitiga. Atasannya aku mengenakan baju kaos putih ketat dan polos sehingga bentuk toketku yang membulat terlihat jelas, kaosku yang cukup tipis membuat braku yang berwarna putih terpampang jelas sekali. Aku menghempaskan pantatku di sofa, dia menyusulku segera dan duduk rapat di sampingku, “Ines sayang” rayunya. “Aku boleh kan cium bibir kamu, say” Aku semakin merajuk. “Ines sayang, terus terang, hari ini aku kepingin bersama kamu, aku ingin memberikan rasa kasih sayang ke kamu, asal kamu mau memberikan apa yang aku inginkan, mau kan sayang?” rayunya lebih lanjut. Aku membelalak kaget ke arahnya, “Maasss” Hanya kata itu yang kuucapkan, selanjutnya aku hanya memandangnya lama tanpa sepatah katapun. Dia mengambil inisiatif dengan menggenggam erat dan mesra kedua belah tanganku. “Ines sayang, percayalah apapun yang kukatakan, itu bentuk rasa cinta dan kasih sayang aku sama kamu say, percayalah. Aku menginginkan bukti cintamu sekarang”,

Selesai berkata begitu dia mendekatkan mukanya ke wajahku, dengan cepat dia mengecup bibirku dengan lembut. Hidung kami bersentuhan lembut, aku kaget sehingga sama sekali tak memberontak. Dia mengulum bibir bawahku, disedot sedikit. Lima detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari bibirku. Aku saat kukecup tadi memejamkan mata, “Bagaimana sayang, kau bersediakah?”, rayunya lebih lanjut. Dia berusaha mengecup bibirku lagi, namun dengan cepat aku melepaskan tangan kananku dari remasannya, dadanya kutahan dengan lembut. “Mass” bisikku lirih. “Ines sayang, percayalah sama aku”, rayunya lagi. “Tapi mass, Ines takut Mas”, jawabku. “Takut apa sayang, katakanlah”, bisiknya kembali sambil meraih tanganku. “Anu, Ines takut Mas nanti meninggalkan Ines”, bisikku. Dia menggenggam kuat kedua tanganku lalu secepat kilat dia mengecup bibirku. “Ines sayangku, aku terus terang tidak bisa menjanjikan apa-apa sama kamu tapi percayalah aku akan membuktikannya kepadamu, aku akan selalu sayang sama kamu”, bujuknya untuk lebih meyakinkanku. “Tapi Mas” bisikku masih ragu. “Ines, percayalah, apa aku perlu bersumpah sayang, kita memang masih baru beberapa hari kenal sayang tapi percayalah yakinlah sayang kalau Tuhan menghendaki kita pasti selalu bersama sayang”, rayunya lagi. “Lalu kalau Ines sampai hhaamil gimana mass?” ujarku sembari menatapnya.”Aah, jangan khawatir sayang, aku akan bertanggung jawab semuanya kalau kamu sampai hamil, yah aku pasti mengawini kamu secepatnya, bagaimana sayang?” bisiknya. Tangannya bergerak semakin berani, yang tadinya hanya meremas jemari tangan kini mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan sampai ke bahu lalu diremasnya dengan lembut. Dia memandangi toketku dari balik baju kaosku yang ketat, “Mas harus janji dulu sebelum…” aku tak melanjutkan ucapanku. “Sebelum apa sayang, katakanlah”, bisiknya tak sabar. Kini jemari tangan kanannya mulai semakin nekat menggerayangi pinggulku, ketika jemarinya merayap ke belakang diusapnya belahan pantatku lalu diremasnya dengan gemas. “aahh… Mas”, aku merintih pelan. “Mas aah mmas.. Ines rela menyerahkan semuanya asal Mas mau bertanggung jawab nantinya”, aku berbisik semakin lemah, saat itu jemari tangan
kanannya bergerak semakin menggila, menelusup ke pangkal pahaku, dan mulai mengelus gundukan bukit memekku.

Diusapnya perlahan dari balik celanaku yang amat ketat, dua detik kemudian dia memaksa masuk jemari tangannya di selangkanganku dan bukit memekku itu telah berada dalam genggaman tangannya. Aku menggelinjang kecil, saat jemari tangannya mulai meremas perlahan. Dia mendekatkan mulutnya kembali ke bibirku hendak mencium, namun aku menahan dadanya dengan tangan kananku, “eeehh Mas.. berjanjilah dulu Mas”, bisikku di antara desahan nafasnya yang mulai sedikit memburu. “Oooh Ines sayang, aku berjanji untuk bertanggung jawab, aahh aku menginginkan keperawananmu sayang”, ucapnya. Sementara jemari tangannya yang sedang berada di sela-sela selangkangan pahaku itu meremas gundukan memekku lagi. “Ba.. baiklah Mas, Ines percaya sama Mas”, bisikku. “Jadi?” tanyanya. “hh. lakukanlah mass, Ines milik Mas seutuhnya.. hh..” jawabku. “Benarkah? ooh.. Ines sayanggg.” Secepat kilat bibirku kembali dikecup dan dikulumnya, digigit lembut, disedot. Hidung kami bersentuhan lembut. Dengus nafasku terdengar memburu saat dia mengecup dan mengulum bibirku cukup lama. DIa mempermainkan lidahnya di dalam mulutku, aku mulai berani membalas cumbuannya dengan menggigit lembut dan mengulum lidahnya dengan bibirku. Lidah kami bersentuhan, lalu dia mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibir kami saling mengecup. “aah Ines sayang, kamu pintar sekali, kamu pernah punya pacar yaach?” tanyanya curiga. “Mm Ines belum pernah punya pacar Mas, ini ciuman Ines yang pertama kok Mas”, sahutku. “Kok ciumanmu pintar sekali, jangan-jangan Ines sering nonton film porno yaa?” godanya. Aku tersenyum malu, dan wajahku pun tiba-tiba bersemu merah, aku menundukkan mukaku, malu. “I…iya Mas, beberapa kali”, sahutku terus terang sambil tetap menundukkan muka. “Ines sayang, kamu nggak kecewa khan karena aku benar-benar sangat menginginkan keperawananmu sayang?” tanyanya. “Ines serahkan apa yang bisa Ines persembahkan buat Mas, Ines ikhlas, lakukanlah Mas kalau Mas benar-benar menginginkannya”,
sahutku lirih. Jemari tangan kanannya yang masih berada di selangkanganku mulai bergerak menekan ke gundukan memekku yang masih perawan, lalu diusap-usap ke atas dan ke bawah dengan gemas. Aku memekik kecil dan mengeluh lirih, kupejamkan mataku rapat-rapat, sementara wajahku nampak sedikit berkeringat. Dia meraih kepalaku dalam pelukannya dengan tangan kiri dan dia mencium rambutku. “Oooh masss”, bisikku lirih. “Enaak sayang diusap-usap begini”, tanyanya. “hh… iiyyaa mass”, bisikku polos. Jemarinya kini bukan cuma mengusap tapi mulai meremas bukit memekku dengan sangat gemas. “sakit Mas aawww” aku memekik kecil dan pinggulku menggelinjang keras. Kedua pahaku yang tadi menjepit pergelangan tangan kanannya kurenggangkan. Dia mengangkat wajah dan daguku kearahnya, sambil merengkuh tubuhku agarlebih merapat ke badannya lalu kembali dia mengecup dan mencumbu bibirku dengan bernafsu. Puas mengusap-usap bukit memekku, kini jemari tangan kanannya bergerak merayap ke atas, mulai dari pangkal paha terus ke atas menelusuri pinggang sampai ujung jemarinya berada di bagian bawah toketku yang sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki perlahan, akhirnya jemari tangannya seketika meremas kuat toketku dengan gemasnya. Seketika itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman bibirnya, “aawww… Mas
sakitt, jangan keras-keras dong meremasnya”, protesku. Kini secara bergantian jemari tangannya meremas kedua toketku dengan lebih lembut. Aku menatapnya dan membiarkan tangannya menjamah dan meremas-remas kedua toketku.

“Auuggghh..” tiba2 dia menjerit lumayan keras dan meloncat berdiri. Aku yang tadinya sedang menikmati remasanku pada toketnya jadi ikutan kaget. “Eeehh kenapa Mas?” “Aahh anu sayang… kontolku sakit nih”, sahutnya sambil buru-buru membuka celana panjangnya di hadapanku. Aku tak menyangka dia berbuat demikian hanya memandangnya dengan terbelalak kaget. Dia membuka sekalian CDku dan “Tooiiing”, kontolnya yang sudah tegang itu langsung mencuat dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun . “aawww… Mas jorok”, aku menjerit kecil sambil memalingkan mukaku ke samping dan menutup mukaku dengan
tangan. “He… he…” dia terkekeh geli, batang kontolnya sudah kelihatan tegang berat, urat-urat di permukaan kontolnya sampai menonjol keluar semua. Batang kontolnya bentuknya montok, berurat, dan besar. Sementara aku masih menutup muka tanpa bersuara, dia mengocok kontolnya dengan tangan kanannya, “Uuuaahh…nikmatnya”. “nes sebentar yaa… aku mau cuci kontolku dulu yaa… bau nih soalnya”, katanya sambil ngibrit ke belakang, kontolnya yang sedang “ON” tegang itu jadi terpontang-panting sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ke sana ke mari ketika dia berlari. Aku masih terduduk di atas sofa dan begitu melihatnya keluar berlari tanpa pakai celana jadi terkejut lagi melihat kontolnya yang sedang tegang bergerak manggut-manggut naik turun. “aawww…” teriakku kembali sembari menutup mukaku dengan kedua jemari tanganku. “Iiihh… Ines… takut apa sih, kok mukanya ditutup begitu”, tanyanya geli. “Itu Mas, kontol Mas”, sahutku lirih. “Lhoo… katanya sudah sering nonton BF kok masih takut, kamu kan pasti sudah lihat di film itu kalau kontol cowok itu bentuknya gini”, sahutnya geli. “Iya…m..Mas, tapi kontol Mas mm besar sekalii”, sahutku masih sambil menutup muka. “Yaach… ini sih kecil dibanding di film nggak ada apa-apanya, itu khan film barat, kontol mereka jauh lebih gueedhee… kalau kontolku kan ukuran orang Indonesia sayang, ayo sini dong kontolku kamu pegang sayang, ini kan milik kamu juga”, sahutnya nakal. “Iiih… malu aah Mas, jorok.” “Alaa.. malu-malu sih sayang, aku yang telanjang saja nggak malu sama kamu, masa kamu yang masih
pakaian lengkap malu, ayo dong sayang kontol Mas dipegang biar kamu bisa merasakan milik kamu sendiri”, sahutnya sembari meraih kedua tanganku yang masih menutupi mukaku. pada mulanya aku menolak sambil memalingkan wajahku ke samping, namun setelah dirayu-rayu akhirnya aku mau juga.

kedua tanganku dibimbingnya ke arah selangkangannya, namun kedua mataku masih kupejamkan rapat. Jemari kedua tanganku mulai menyentuh kepala kontolnya yang sedang ngaceng. Mulanya jemari tanganku hendak kutarik lagi saat menyentuh kontolnya yang ngaceng namun karena dia memegang kedua tanganku dengan kuat, dan memaksanya untuk memegang kontolnya itu, akhirnya aku hanya menurut saja. Pertama kali aku hanya mau memegang dengan
kedua jemarinya. “Aah… terus sayang pegang erat dengan kedua tanganmu”, rayunya penuh nafsu. “Iiih… keras sekali Mas”, bisikku sambil tetap memejamkan mata. “Iya sayang, itu tandanya aku sedang ngaceng sayang, ayo dong digenggam dengan kedua tanganmu, aahh…” dia mengerang nikmat saat tiba-tiba saja aku bukannya menggenggam tapi malah meremas kuat. Aku terpekik kaget, “Iiih sakit mass…” tanyaku. Aku menatapnya gugup. “Ooouhh jangan dilepas sayang, remas seperti tadi lekas sayang oohh…” erangnya lirih. Aku yang semula agak gugup, menjadi mengerti lalu jemari kedua tanganku yang tadi sedikit merenggang kini bergerak dan meremas kontolnya seperti tadi. Dia melenguh nikmat. Aku kini sudah berani menatap kontolnya yang kini sedang kuremas, jemari kedua tanganku itu secara bergantian meremas batang dan kepala kontolnya. Jemari kiri berada di atas kepala kontolnya sedang jemari yang kanan meremas kontolnya. .dia hanya bisa melenguh panjang pendek. “.sshh…nes… terusss sayang, yaahh… ohh… ssshh”, lenguhnya keenakan. Aku memandangnya sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap maju mundur, setelah itu kugenggam dan kuremas seperti semula tetapi kemudian aku mulai memompa dan mengocok kontolnya itu maju mundur. “Aakkkhh… ssshh” dia
menggelinjang menahan nikmat. Aku semakin bersemangat melihatnya merasakan kenikmatan, kedua tanganku bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya. Dia semakin tak terkendali, “nes… aahhgghh… sshh… awas pejuku mau keluarr” teriaknya keras. aku meloncat berdiri begitu dia mengatakan kalimat itu, aku melepaskan remasan tanganku dan berdiri ke sebelahnya, sementara pandangan mataku tetap ke arah kontolnya yang baru kukocok. “Kamu kok lari sih…” bisiknya lirih disisiku. “Tadi pejunya mau keluar mass… kok nggak jadi?” tanyaku polos. Rupanya dia gak mau ngecret karena aku kocok makanya dia bilang pejunya mau keluar.

Dia meraih tubuhku yang berada di sampingnya dan dipeluknya dengan gemas, aku menggelinjang saat dia merapatkan badannya ke tubuhku sehingga toketku yang bundar montok menekan dadanya yang bidang. Aku merangkulkan kedua lenganku ke lehernya, dan tiba-tiba ia pun mengecup bibirku dengan mesra, kemudian dilumatnya bibirku sampai aku megap-megap kehabisan napas. Terasa kontolnya yang masih full ngaceng itu menekan kuat bagian pusarku, karena memang tubuhnya lebih tinggi dariku. Sementara bibir kami bertautan mesra, jemari
tangannya mulai menggerayangi bagian bawah tubuhku, dua detik kemudian jemari kedua tangannya telah berada di atas bulatan kedua belah bokongku. Diremasnya dengan gemas, jemarinya bergerak memutar di bokongku. Aku merintih dan mengerang kecil dalam cumbuannya. Lalu dia merapatkan bagian bawah tubuhnya ke depan sehingga mau tak mau kontolnya yang tetap tegang itu jadi terdesak perutku lalu menghadap ke atas. Aku tak memberontak dan diam saja. Sementara itu dia mulai menggesek-gesekkan kontolnya yang tegang itu di perutku. Namun baru juga 10 detik aku melepaskan ciuman dan pelukannya dan tertawa-tawa kecil, “Kamu apaan sih kok ketawa”, tanyanya heran. “Abisnya… Mas sih, kan Ines geli digesekin kaya gitu”, sahutku sambil terus tertawa kecil. Dia segera merengkuh tubuhku kembali ke dalam pelukannya, dan aku tak menolak saat dia menyuruhku untuk meremas
kontolnya seperti tadi. Segera jemari tangan kananku mengusap dan mengelus-elus kontolnya dan sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat. “aagghh… nes… terus sayang…” bisiknya mesra. Wajah kami saling berdekatan dan aku memandang wajahnya yang sedang meringis menahan rasa nikmat. “Enaak ya mass…” bisikku mesra. Jemari tanganku semakin gemas saja mempermainkan kontolnya bahkan mulai kukocok seperti tadi. Dia melepaskan kecupan dan pelukanku. “Gerah nih sayang, aku buka baju dulu yaah sayang”, katanya sambil terus mencopot kancing kemejanya satu persatu lalu dilemparkan sekenanya ke samping.

Kini dia benar-benar polos dan telanjang bulat di hadapanku. Aku masih tetap mengocok kontolnya maju mundur. “Sayang… kau suka yaa sama kontolku”, katanya. Sambil tetap mengocok kontolnya aku menjawab dengan polos. “suka sih Mas… habis kontol Mas lucu juga, keras banget Mas kayak kayu”, ujarku tanpa malu-malu lagi. “Lucu apanya sih?” tanyanya. Aku
memandangnya sambil tersenyum “pokoknya lucu saja”, bisikku lirih tanpa penjelasan. “Gitu yaa… kalau memek kamu seperti apa yaa… aku pengen liat dong”, katanya. Aku mendelik sambil melepaskan tanganku dari kontolnya. “Mas jorok ahh…” sahutku malu-malu. “Ayo, aku sudah kepengen ngerasain nih… aku buka ya celana kamu”, katanya lagi.

Dan dengan cepat dia berjongkok di depanku, kedua tangannya meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. Pada mulanya aku agak memberontak dan menolak tangannya namun begitu aku memandang wajahnya yang tersenyum padaku akhirnya aku hanya pasrah dan mandah saat jemari kedua tangannya mulai gerilya mencari ritsluiting celana ketatku yang berwarna putih itu. Mukanya persis di depan selangkanganku sehingga dia dapat melihat gundukan bukit memekku dari balik celana ketatku. Dia semakin tak sabar, dan begitu menemukan tali ritsluitingku segera ditariknya ke bawah sampai terbuka, kebetulan aku tak memakai sabuk sehingga dengan mudah dia meloloskan dan memplorotkan celanaku sampai ke bawah. Sementara pandangannya tak pernah lepas dari selangkanganku, dan kini terpampanglah di depannya CDku yang berwarna putih bersih itu tampak sedikit menonjol di tengahnya. Terlihat dari CDku yang cukup tipis itu ada warna kehitaman, jembutku. Waahh… dia memandang ke atas dan aku menatapnya sambil tetap tersenyum. “Aku buka ya.. CDnya”, tanyanya. Aku hanya menganggukan kepala perlahan. Dengan gemetar jemari kedua tangannya
kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisku terus ke atas sampai kedua belah paha, dia mengusap perlahan dan mulai meremas. “Oooh…Masss” aku merintih kecil. kemudian jemari kedua tangannya merayap ke belakang kebelahan bokongku yang bulat. Dia meremas gemas disitu. Ketika jemari tangannya menyentuh tali karet CDku yang bagian atas, sreeet… secepat kilat ditariknya ke bawah CDku itu dengan gemas dan kini terpampanglah sudah daerah ‘forbidden’ ku.

Menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarku sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahaku, sementara di bagian tengah gundukan bukit memekku terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat menutupi celah liang memekku. Dan di sekitar situ ada jembut yang cukup lebat. “Oohh.. nes, indahnya…” Hanya kalimat itu yang sanggup diucapkan saat itu. Dia mendongak ketika aku sedang membuka baju kaosku, setelah melemparkan kaos sekenanya kedua tanganku lalu menekuk ke belakang punggungnya hendak membuka braku dan tesss… bra itupun terlepas jatuh di mukanya. Selanjutnya aku melepas juga celana dan CDku yang masih tersangkut di mata kakiku, lalu sambil tetap berdiri di depannya, aku tersenyum manis kepadanya, walaupun wajahku sedikit memerah karena malu. Toketku berbentuk bulat
seperti buah apel, besarnya kira-kira sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil kecilnya saja yang tampak berwarna merah muda kecoklatan. “kamu cantik sekali sayang”,
bisiknya lirih. Aku mengulurkan kedua tanganku kepadanya mengajaknya berdiri lagi. “Mass… Ines sudah siap, Ines sayang sama Mas, Ines akan serahkan semuanya seperti yang Mas inginkan”, bisikku mesra. Dia merangkul tubuhku yang telanjang. Badanku seperti kesetrum saat kulitku menyentuh kulit nya, kedua toketku yang bulat menekan lembut dadanya yang bidang. Jemari tangannya tergetar saat mengusap punggungku yang telanjang, “Aahh.. nes kita ngentot di kamar yuk, aku sudah kepingin ngentot sayang”, bisiknya tanpa malu-malu lagi. Aku hanya
tersenyum dalam pelukannya. “Terserah Mas saja, mau ngentotnya dimana”, sahutku mesra.

Dengan penuh nafsu dia segera meraih tubuhku dan digendongnya ke dalam kamar. Direbahkannya tubuhku yang telanjang bulat itu di atas kasur busa di dalam kamar tengah, tempat tidur itu tak terlalu besar, untuk 2 orang pun harus berdempetan. Suasana dalam kamar kelihatan gelap karena semua gorden tertutup agar tak kentara dari luar, walaupun gorden yang berada dalam kamar ini sama sekali tidak menghadap ke jalan umum namun menghadap ke kebun di belakang, jadi sebenarnya sangat aman. Dia segera membuka gorden agar sinar matahari sore dapat masuk, dan benar saja begitu disibakkan sinar matahari dari arah barat langsung menerangi seluruh isi kamar. Dia memandangi tubuhku yang telanjang bulat di ranjang. Segera dia menaiki ranjang, aku memandangnya sambil tersenyum. Dia merayap ke atas tubuhku yang bugil dan menindihnya, sepertinya dia sudah tak sabar ingin segera memasuki memekku. “Buka pahamu sayang, aku ingin mengentotimu sekarang”, bisiknya bernafsu. “Mass…” aku hanya melenguh pasrah saat dia setengah menindih tubuhku dan kontolku yang tegang itu mulai menusuk celah memekku, tangannya tergetar saat membimbing kontolnya mengelus memekku lalu menelusup di antara kedua bibir memekku. “Sayang, aku masukkan yaah… kalau sakit bilang sayang.. kamu kan masih perawan.” “Pelan-pelan Mas”, bisikku pasrah. Lalu dengan jemari tangan kanannya diarahkannya kepala kontolnya ke memekku. Aku memeluk pinggangnya mesra, sementara dia mencari liang memekku di antara belahan bukit memekku. Dia mencoba untuk menelusup celah bibir memekku bagian atas namun setelah ditekan ternyata
jalan buntu. “Agak ke bawah Mas, aahh kurang ke bawah lagi Mas… mm.. yah tekan di situ Mas… aawww pelan-pelan Mas sakiiit”, aku memekik kecil dan menggeliat kesakitan. Akhirnya dia berhasil menemukan celah memekku itu setelah aku menuntunnya, diapun mulai menekan ke bawah, kepala kontolnya dipaksanya untuk menelusup ke dalam liang memekku yang sempit. Dia mengecup bibir ku sekilas lalu berkonsentrasi kembali untuk segera dapat membenamkan kontolnya seluruhnya ke dalam liang memekku. Aku mulai merintih dan memekik-mekik kecil ketika kepala kontolnya yang besar mulai berhasil menerobos liang memekku yang sangat-sangat sempit sekali. “Tahan sayang… aku masukkan lagi, sempit sekali sayang aahh”, erangnya mulai merasakan kenikmatan dan kurasakan kepala kontolnya berhasil masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang memekku. “aawwww…. masss sakiit…” teriakku memelas, tubuhku menggeliat kesakitan. Dia berusaha menentramkan aku sambil mengecup mesra bibirku dan dilumat dengan perlahan. Lalu, “tahan sayang, baru kepalanya yang masuk sayang, aku tekan lagi yaah”, bisiknya.

Tiba2 dia mencabut kembali kontolnya yang baru masuk kepalanya saja itu dengan perlahan. “Ah… sayang, aku masukin nanti saja deh, liang memekmu masih sangat sempit dan kering sayang.” “memekku sakit Mas”, erangku lirih. “Yahh… aku tahu sayang kamu kan masih perawan, kita bercumbu dulu sayang, aku kepingin melihat Ines nyampe”, bisiknya bernafsu. Segera dia merebahkan badannya di atas tubuhku dan dipeluknya dengan kasih sayang, “Ines… hh.. bagaimana perasaanmu sayang”, bisiknya mesra. Aku memandangnya dan tertawa renyah. “mm… Ines bahagia sekali bersama Mas seperti ini, rasanya nikmat ya Mas berpelukan sambil telanjang kaya gini”, ujarku polos. “Iyaa sayang, anggaplah aku suamimu saat ini sayang”,
bisiknya nakal. “Iih.. Mas, Mas cumbui isterimu dong, beri istrimu kenik…mmbhh”, belum sempat aku selesai ngomong, dia sudah melumat bibirku. Aku membalas ciumannya dan melumat bibirnya dengan mesra.Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan aku langsung mengulumnya hangat, begitu sebaliknya. Jemari tangan kirinya merayap ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhku mulai pundak terus ke bawah sampai ke pinggul dan diremasnya dengan gemas. Ketika tangannya bergerak kebelakang ke bulatan bokongku, dia mulai menggoyangkan seluruh badannya menggesek tubuhku yang bugil terutama pada bagian selangkangan dimana kontolnya yang sedang tegang-tegangnya menekan gundukan bukit memekku. Dia menggerakkan pinggulnya secara memutar sambil menggesek-gesekkan batang
kontolnya di permukaan bibir memekku sambil sesekali ditekan-tekan. Aku ikut-ikutan menggelinjang kegelian, beberapa kali kepala kontolnya yang tegang salah sasaran memasuki belahan bibir memekku seolah akan menembus liang memekku lagi. Akua hanya merintih kesakitan dan memekik kecil, “Aawwww… Mas saakiit”, erangku. “Aahh.. nes… memekmu empuk sekali sayang, ssshh”, dia melenguh keenakan.

Beberapa menit kemudian setelah kami puas bercumbu bibir, dia menggeser tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toketku, kini ganti perutnya yang menekan memekku. Jemari kedua tangannya secara bersamaan mulai menggerayangi gunung “Fujiyama” milikku, dia mulai menggesekkan ujung-ujung jemarinya mulai dari bawah toketku di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketku yang kenyal dan montok. Aku merintih dan menggelinjang
antara geli dan nikmat. “Mass, geli”, erangku lirih. Beberapa saat dia mempermainkan kedua pentilku yang kemerahan dengan ujung jemarinya. Aku menggelinjang lagi, dipuntirnya sedikit pentilku dengan lembut. ” Mas…” aku semakin mendesah tak karuan. Secara bersamaan akhirnya dia meremas-remas gemas kedua toketku dengan sepenuh nafsu. “Aawww… Mas”, aku mengerang dan kedua tanganku memegangi kain sprei dengan kuat. Dia semakin menggila tak puas meremas lalu mulutnya mulai menjilati kedua toketku secara bergantian. Lidahnya
menjilati seluruh permukaan toketku itu sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentilku secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas sampai aku berteriak-teriak kesakitan. Lima menit kemudian lidahnya bukan saja menjilati kini mulutnya mulai beraksi menghisap kedua pentilku sekuat-kuatnya. Dia tak peduli aku menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan meremasi rambutnya, sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan meremasi kedua
toketku bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya. Bibir dan lidahnya dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap kedua toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika giginya menggigiti pentilku dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toketku itu nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya. Cukup lama dia mengemut toketku, setelah itu bibir dan lidahnya kini merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusarku, aku mulai
mengerang-erang kecil keenakan, dia mengecup dan membasahi seluruh perutku.

Ketika dia bergeser ke bawah lagi dengan cepat lidah dan bibirnya telah berada di atas gundukan bukit memekku. “Buka pahamu Nes..” teriaknya tak sabar, posisi pahaku yang kurang membuka itu membuatnya kurang leluasa untuk mencumbu memekku itu. “Oooh… masss”, aku hanya merintih lirih. Dia membetulkan posisinya di atas selangkangan ku. Aku membuka ke dua belah pahaku lebar-lebar, aku sudah sangat terangsang sekali. Kedua tanganku masih tetap memegangi kain sprei, aku kelihatan tegang sekali. “Sayang… jangan tegang begitu dong sayang”, katanya mesra. “Lampiaskan saja perasaanmu, jangan takut kalau Ines merasa nikmat,
teriak saja sayang biar puass….” katanya selanjutnya. Sambil memejamkan mata aku berkata lirih. “Iya mass eenaak sih mass”, kataku polos. Dia memandangi memekku yang sudah ditumbuhi jembut namun kulit dimemekku dan sekitarnya itu tidak tampak keriput sedikitpun, masih kelihatan halus dan kencang. Bibir memekku kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit yang berada di antara kedua bibir memekku itu tertutup rapat. “MAs… ngapain sih kok ngelamun, bau yaa Mas?” tanyaku sambil tersenyum. Wajahku sedikit kusut dan berkeringat.”abisnya memekmu lucu sih, bau lagi”, balasnya
nakal. “Iiihh… jahat”, Belum habis berkata begitu aku memegang kepalanya dan mengucek-ucek rambutnya. Dia tertawa geli. Selanjutnya aku menekan kepalanya ke bawah, sontak mukanya terutama hidung dan bibirnya langsung nyosor menekan memekku, hidungnya menyelip di antara kedua bibir memekku. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir memekku dengan bernafsu, sementara jemari kedua tangannya merayap ke balik pahaku dan meremas bokongku yang bundar dengan gemas. Dia mulai mencumbui bibir memekku yang tebal itu secara bergantian seperti kalau dia mencium bibirku. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia berpindah untuk mengecup dan mengulum bibir memekku bagian bawah. Karena ulahnya aku
sampai menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhku menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua pahaku sampai menjepit kepalanya yang lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir memekku. Dia memegangi kedua belah bokongku yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak, sepertinya dia tak rela melepaskan pagutan bibirnya pada bibir memekku. aku mengerang-erang dan tak jarang memekik cukup kuat saking nikmatnya. Kedua tanganku meremasi rambutnya sampai kacau, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku. Kadang pantat kunaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang kugoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidahnya pada seluruh permukaan memekku. aku berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan yang diciptakannya pada memekku. Tubuhku menggeliat hebat, kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan. Dia semakin bersemangat
melihat tingkahku, mulutnya semakin buas, dengan nafas setengah memburu disibakkannya bibir memekku dengan jemari tangan kanannya, terlihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendirku, agak sebelah bawah terlihat celah liang memekku yang amat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula. Dia mencoba untuk membuka bibir memekku agak lebar, namun aku memekik kecil karena sakit. “aawww mass.. sakiit”, pekikku kesakitan. “maaf sayang, sakit yaa…” bisiknya khawatir. Dia mengusap dengan lembut bibir memekku agar sakitnya hilang, sebentar kemudian lalu disibakkan kembali pelan-pelan bibir memekku, celah merahnya kembali terlihat, agak ke atas dari liang memekku yang sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, inilah itil, bagian paling sensitif dari memek wanita. Lalu secepat kilat dengan rakus lidahnya dijulurkan sekuatnya keluar dan mulai menyentil-nyentil daging itilku. Aku memekik sangat keras sambil
menyentak-nyentakkan kedua kakiku ke bawah. Aku mengejang hebat, pinggulku bergerak liar dan kaku, sehingga jilatannya pada itilku jadi luput. Dengan gemas dia memegang kuat-kuat kedua belah pahaku lalu kembali menempelkan bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir memekku, dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir memekku dan kembali menyentil nikmat itilku dan, aku memekik tertahan dan tubuhku kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku, pantat ku angkat ke
atas sehingga lidahnya memasuki celah bibir memekku lebih dalam dan menyentil-nyentil itilku. Begitu singkat karena tak sampai 1 menit aku terisak menangis dan ada semburan lemah dari dalam liang memekku berupa cairan hangat agak kental banyak sekali. Dia masih menyentil itilku beberapa saat sampai tubuhku terkulai lemah dan akhirnya pantatku pun jatuh kembali ke kasur. Aku melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru kurasakan, sementara dia
masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar ketika aku nyampe. Seluruh selangkanganku tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang kental. Dia menjilati seluruh permukaan memekku sampai agak kering, “Sayaang… puas kan…” bisiknya lembut namun aku sama sekali tak menjawab, mataku terpejam rapat namun mulutku tersenyum bahagia. “Giliranku sayang, aku mau masuk nih… tahan sakitnya sayang”, bisiknya lagi tanpa menunggu jawabannya.

Dia segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuhku yang telanjang berkeringat.
Toketku penuh lukisan hasil karyanya. Dengan agak kasar dia menarik kakiku ke atas dan ditumpangkannya kedua pahaku pada pangkal pahanya sehingga kini selangkanganku menjadi terbuka lebar. Dia menarik bokongku ke arahnya sehingga kontolnya langsung menempel di atas memekku yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada kedua belah bibir memekku dan lalu beberapa saat kemudian dengan nakal kontolnya ditepuk-tepukkan dengan gemas ke memekku. Aku menggeliat manja dan tertawa kecil, “Mas… iiih.. gelii.. aah”, jeritku manja. “Sayaang, kontolku mau masuk nih… tahan yaa sakitnya”, bisiknya nakalpenuh nafsu. “Iiihh… jangan kasar ya mass… pelan-pelan saja masukinnya, Ines takutsakiit”, sahutku polos penuh kepasrahan. Sedikit disibakkannya bibir memekku dengan jemari kirinya, lalu diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang memekku yang sempit. Diamulai menekan dan aku pun meringis, dia tekan lagi… akhirnya perlahan-lahan mili demi mili liang memekku itu membesar dan mulai menerima kehadiran kepala kontolnya. Aku menggigit bibir. Dia melepaskan jemari tangannya dari bibir memekku dan plekk… bibir memekku langsung menjepit nikmat kepala kontolnya. “Tahan sayang…” bisiknya bernafsu. Aku hanya mengangguk pelan, mata lalu kupejamkan rapat-rapat dan kedua tanganku kembali memegangi kain sprei. Dia Agak
membungkukkan badannya ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kontolnya mulai tenggelam di dalam liang memekku. Dia kembali menekan, dan aku mulai menjerit kesakitan. Dia tak peduli, mili demi mili kontolnya secara pasti terus melesak ke dalam liang memekku dan tiba-tiba setelah masuk sekitar 4 centi seperti ada selaput lunak yang menghalangi kepala kontolnya untuk terus masuk, dia terus menekan dan aku melengking keras sekali lalu menangis terisak-isak. selaput daraku robek. Dia terus menekan kontolnya, ngotot terus memaksa memasuki liang memekku yang luar biasa sempit itu. Dia memegang pinggulku, dan ditariknya kearahnya kontolnya masuk makin ke dalam, Aku terus menangis terisak-isak kesakitan, sementara dia sendiri malah merem melek keenakan. Dan dia menghentak keras ke bawah, dengan cepat kontolnya mendesak masuk liang memekku. dia mengerang nikmat. Dihentakkan lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya kontolnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir memekku. dia berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat memekku yang luar biasa. Sementara aku hanya memekik kecil lalu memandangnya sayu.
“Mass… Ines sudah nggak perawan lagi sekarang”, bisikku lirih. “Ines sayang, Mas sekarang juga nggak perjaka lagi”, balasnya mesra. Kami sama-sama tersenyum. Direbahkannya badannya di atas tubuhku yang telanjang, aku memeluknya penuh kasih sayang, toketku kembali menekan dadanya. Memekku menjepit meremas kuat kontolnya yang sudah amblas semuanya. Kami saling berpandangan mesra,dia mengusap mesra wajahku yang masih menahan sakit menerima tusukan kontolnya. “Mas… bagaimana rasanya”, bisikku mulai mesra kembali, walaupun sesekali kadang aku menggigit bibir menahan sakit. “Enaak sayang.. dan nikmaat… oouhh aku nggak
bisa mengungkapkannya dengan kata-kata sayang… selangit pokoknya”, bisiknya. “MAs, bagaimana kalau Ines sampai hamil?” bisikku sambil tetap tersenyum.”Oke…nanti setelah ngentot kita cari obat di apotik, obat anti hamil”, bisiknya gemas. “Iihh… nakal…” sahutku sambil kembali mencubit pipinya. “Biariin…” “Maasss…” aku agak berteriak. “Apaan sih…” tanyanya kaget. Lalu sambil agak bersemu merah dipipi aku berkata lirih. “dienjot dong…” bisikku hampir tak terdengar. “Iiih Ines kebanyakan nonton film porno, kan memeknya masih sakiit”, jawabnya. “Pokoknya, dienjot dong Mas…” sahutku manja. Dia mencium bibirku dengan bernafsu, dan akupun membalas dengan tak kalah bernafsu. Kami saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap begitu dia mulai menggoyang pinggul naik turun. kontolnya mulai menggesek liang memekku dengan kasar, pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Aku memeluk punggungnya dengan kuat, ujung jemari tanganku menekan punggungnya dengan keras. Kukuku terasa menembus kulitnya. Tapi dia tak peduli, dia sedang
mengentoti dan menikmati tubuhku. Aku merintih dan memekik kesakitan dalam cumbuannya. Beberapa kali aku sempat menggigit bibirnya, namun itupun dia tak peduli. Dia hanya merasakan betapa liang memekku yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging memekku seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. Aku melepaskan ciumannya dan mencubit pinggangnya. “Awww… aduuh Mass… sakit … . ngilu Mas” aku berteriak kesakitan. “Maaf sayang… aku mainnya kasar yaah? aku nggak tahan lagi sayang aahhgghghh”, bisiknya. “pejuku mau keluar, desahnya sambil menyemprotkan
peju yang banyak di liang memekku. Kami pun berpelukan puas atas kejadian tersebut. Dan tanpa terasa kami ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam permainan tadi.

Kami tidur dua jam lamanya lalu kami berdua mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Dia minta aku jongkok. Dia mengajariku untuk menjilati serta mengulum kontolnya yang sudah tegak berdiri. Kontolnya kukulum sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun. “Enak banget yang, kamu cepet ya belajarnya. Terus diemut yang”, erangnya. Kemudian giliran dia, aku disuruhnya berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub agar siap mendapat serangan oralnya. Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada itilku sehingga aku mengerang sambil memegang
kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke memekku. Dia tahu apa yang kumau, lalu dijulurkannya lidahnya lebih dalam ke memekku sambil mengorek-korek itilku dengan jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan sampai aku nyampe, dengan derasnya lendirku keluar tanpa bisa dibendung. Dia menjilati dan menelan semua lendirku itu tanpa merasa jijik. “Mas, nikmat banget deh, Ines sampe lemes”, kataku. “Ya udah kamu istirahat aja, aku mau cari makanan dulu ya”, katanya sambil berpakaian dan meninggalkan ku sendiri di rumah itu. Aku
berbaring di ranjang, ngantuk sampe ketiduran lagi.

DIa membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yang sudah dibelinya. “Nes, malem ini kita tidur disini aja ya, aku masih pengen ngerasain peretnya memekmu lagi. Kamu mau kan
kita ngentot lagi”, katanya sambil membelai pipiku. “Ines nurut aja apa yang mas mau, Ines kan udah punyanya mas”, jawabku pasrah. Sehabis makan langsung Aku dibawanya lagi keranjang, dan direbahkan. Kami langsung berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni ciumannya. Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke toketku dan dikulumnya pentilku. Terus menuju keperut dan dia menjilati pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa nikmat. “Mas enak sekali..” nafasku terengah2. Lumatannya terus dilanjutkannya pada itilku. Itilku dijilatinya, dikulum2, sehingga aku semakin terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat lagi kemulutnya. Diapun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam memekku yang sudah dibukanya sedikit dengan jari. Ketikla Responsku sudah hampir mencapai puncak, dia menghentikannya. Dia ganti dengan posisi 69.Dia telentang
dan minta aku telungkup diatas tubuhnya tapi kepalaku ke arah kontolnya. Dia minta aku untuk kembali menjilati kepala kontolnya lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutku dari atas. Setelah aku lancar melakukannya, dia menjilati memek dan itilku lagi dari bawah. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk menancapkan kontolnya di memekku.

Aku ditelentangkannya, pahaku dikangkangkannya, pantatku diganjal dengan bantal. “buat apa mas, kok diganjel bantal segala”, tanyaku. “biar masuknya dalem banget yang, nanti kamu juga ngerasa enaknya”, jawabnya sambil menelungkup diatasku. Kontolnya digesek2kan di memekku yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilku dijilati barusan. “Ayo Mas cepat, aku sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu. “Wah kamu sudah napsu ya Nes, aku suka kalo kita ngentot setelah kamu napsu banget sehingga gak sakit ketika kontolku masuk ke memek kamu”, jawabnya. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontolnya ke memekku. “Pelan2 ya mas, biar
gak sakit”, lenguhku sambil merasakan kontolnya yang besar menerobos memekku yang masih sempit. Dia terus menekan2 kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya nancep dalem sekali. “Mas enjot yang cepat, Mas, Ines udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak Mas, lebih enak katimbang dijilat mas tadi”, lenguhku. “Aku juga mau keluar, yang”, jawabnya.Dengan hitungan detik kami berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa memekku berkedutan
meremes2 kontolnya. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.

Sudah satu jam kami beristirahat, lalu dia minta aku mengemut kontolnya lagi. “Aku belum puas yang, mau lagi, boleh kan?” yanyanya. “Boleh mas, Ines juga pengen ngerasain lagi nyampe seperti tadi”, jawabku sambil mulai menjilati kepala kontolnya yang langsung ngaceng dengan kerasnya. Kemudian kepalaku mulai mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dimulutku. Dia mengerang kenikmatan, “Enak banget Nes emutanmu. Tadi memekmu juga ngempot kontolku ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh malam ini, boleh diulang ya sayang kapan2″. Aku diam tidak menjawab karena ada kontolnya dalam mulutku. “NEs, aku udah mau ngecret
nih, aku masukkin lagi ya ke memek kamu”, katanya sambil minta aku nungging. “MAu ngapain mas, kok Ines disuru nungging segala”, jawabku tidak mengerti. “udah kamu nungging aja, mas mau ngentotin kamu dari belakang”, jawabnya. Sambil nungging aku bertanya lagi, “Mau dimasukkin di pantat ya mas, aku gak mau ah”. “Ya gak lah yang, ngapain di pantat, di memek kamu udah nikmat banget kok”, jawabnya. dengan pelan diumasukkannya kontolnya ke memekku, ditekan2nya sampe amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantatku diganjel bantal. Kontolnya mulai dikeluarmasukkan dengan irama lembut. Tanpa
sadar aku mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatku. Tangan kirinya menjalar ke
toketku dan diremas-remas kecil, sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Aku mulai merasakan nikmatnya dientot, sakit sudah tidak terasa lagi. “Mas, Ines udah ngerasa enaknya dientot, terus yang cepet ngenjotnya mas, rasanya Ines udah mau nyampe lagi”, erangku. Dia tidak menjawab, enjotan kontolnya makin lama makin cepet dan keras, nikmat banget deh rasanya. Akhirnya dengan satu enjotan yang keras dia melenguh, “Nes aku ngecret, aah”, erangnya. “Mas, Ines nyampe juga mas, ssh”, bersamaan dengan ngecretnya pejunya aku juga nyampe.Kembali aku terkapar kelelahan.

Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di ranjang dengan Satu kaki terbujur lurus dan yang sebelah lagi menekuk setengah terbuka mengangkang. Dia yang sudah bangun lebih dulu, menaiki ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha ku. Lalu dengan gemas, diciumnya pusarku. ” Mass, geli!” aku menggeliat manja. Dia tersenyum sambil terus saja menciumi pusarku berulang2 hingga aku menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lututnya ia merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toketku. Lidahnya sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti melakukan jilatannya. Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes dengan lembut toketku.Remasannya membuat pentilku makin mengeras, dengan cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nyasambil mengusap punggungku dengan tangan kanannya. “Kamu cantik sekali,” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku hanya tersenyum, aku senang mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2. Aku segera meraba kontolnya lagi, kugenggam dan kugesek2kan ke memekku yang mulai berlendir. Lendir memekku melumuri kepala kontolnya, kontolnya menjadi makin keras. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir memekku. Terasa bibir memekku menjepit kontolnya yang besar itu. Dia menciumi leherku, dadanya direndahkan sehingga menekan toketku. “Oh…mas”, lenguhku ketika ia menciumi telingaku. “Kakimu dibelitkan di pinggangku Nes”, pintanya sambil terus mencium
bibirku. Tangan kirinya terus meremas toketku sedang tangan satunya mengelus pahaku yang sudah kulingkarkan di pinggangnya. Lalu dia mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya memekku. Pelan2 dia menarik sedikit kontolnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia lakukan beberapa kali sehingga lendir memekku makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia menahan gerakan pinggulnya ketika melihat aku meringis. “Sakit yang”, tanyanya. “Tahan sedikit ya”. Dia
kembali menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku, lalu didorongnya kembali pelan2. Dia terus mengamati wajahku, aku setengah memejamkan mata tapi sudah tidak merasa sakit. “NEs, nanti dorong pinggul kamu keatas ya”, katanya sambil menarik kembali kontolnya. Dia mencium bibirku dengan lahap dan mendorong kontolnya masuk kontolnya. Pentilku diremesnya dengan jempol dan telunjuknya. Aku tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex aku mendorong pinggulku ke atas sehingga kontolnya nancap
lebih dalam. Aku menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk ke mulutku. Sementara itu dia terus menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. Dia menahan gerakan pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan terus mengecup bibirku. Kontolnya kembali ditariknya keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukannya beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan kakiku makin erat membelit pinggangnya.”Akh mas”, lenguhku ketika terasa kontolnya sudah masuk semua, terasa memekku berdenyut meremes2 kontolnya. “Masih sakit Nes”, tanyanya. “Enak mas”, jawabku sambil mencakari punggungnya, terasa biji pelernya memukul2 pantatku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Entah bagaimana dia mengenjotkan kontolnya, itilku tergesek kontolnya
ketika dia mengenjotkan kontolnya masuk. Aku menjadi terengah2 karena nikmatnya. Dia juga mendesah setiap kali mendorong kontolnya masuk semua, “Nes, memekmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget sayang ngentot dengan kamu”.Tangannya menyusup ke punggungku sambil tersu mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku ikut terbenam setiap kali kontolnya dienjot masuk. “Mas”, erangku. Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan kontolnya. Bunyi itu berasal dari beradunya pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena aku mengangkat pinggulku setiap dia mengenjot kontolnya masuk. “Nes, aku udah mau ngecret”, erangnya lagi.Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di memekku dan
terasalah pejunya nyembur2 di dalam memekku. Bersamaan dengan itu, “Mas, Ines nyampe juga mas”, aku mengejang karena ikutan nyampe.Nikmat banget bersama dia, walaupun perawanku hilang aku tidak nyesel karena ternyata dientot itu mendatangkan kenikmatan luar biasa.

Sely gadis perawan desa

Category : 0

Lima bulan yang lalu, Jeff temanku mengajakku sedikit refreshing ke sebuah desa yang kebetulan adalah tempat Jeff bermain waktu kecil. Ayah Jeff seorang pengusaha kaya yang sedikit memperhatikan soal alam bebas, karenanya dia membeli ribuan hektar tanah yang kemudian dijadikannya hutan karet. Bisnis sambil memelihara alam liar, katanya.

Jeff biasa berlibur ke hutan karet ayahnya dan dia biasa menginap di sebuah rumah yang terlihat begitu mewah kalau dibandingkan rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Meski terkesan ada sedikit kesenjangan, tapi penduduk desa itu sama sekali tidak menaruh kebencian atau iri hati pada keluarga Jeff karena keluarga itu cukup dermawan, bahkan ayah Jeff hanya mengambil keuntungan 25% dari hasil hutan karetnya, dan sisanya dibagikan pada penduduk yang ikut mengusahakan hutan karet itu.
Oke, cukup perkenalannya. Aku sendiri menyesal karena tidak bisa ikut dengan Jeff karena ada sedikit keperluan dengan keluargaku. Tapi aku berjanji akan menyusul kalau ada waktu. Jeff sedikit kecewa tapi dia tetap pergi ke desa itu, sebut saja Desa Sukasari.

Hari-hari pertama dilalui Jeff dengan bermalas-malasan di rumahnya sambil menikmati udara segar pedesaan yang sangat jarang ditemuinya di Bandung. Baru pada hari kelima Jeff keluar dari rumah, diantar oleh seorang bujangnya Jeff berjalan-jalan melihat-lihat sekeliling desa itu. Dia berhenti ketika dilihatnya seorang gadis, mungkin beberapa tahun lebih muda darinya sedang menyapu di pekarangannya.

Rambutnya yang hitam terurai menutupi punggungnya. Kulitnya yang hitam manis mengkilat karena keringat yang tertimpa sinar mentari. Jeff tertegun, baru kali ini dilihatnya gadis desa yang begitu cantik. Bujangnya tahu kalau Jeff memperhatikan gadis itu, karena itu dia mengatakan kalau gadis itu adalah anak salah seorang pekerja ayahnya. Umurnya sekitar 14 tahun, dan kini ayahnya sudah tiada. Dia tinggal dengan ibunya dan sering membantu mencari nafkah dengan mencucikan pakaian orang-orang desa yang lebih mampu.

Jeff merasa iba, tapi rasa ibanya langsung hilang berganti rasa tertarik ketika dipikirnya kalau gadis itu pasti memerlukan uang untuk biaya hidupnya. Kemudian berubah lagi perasaannya menjadi keinginan untuk mendekatinya ketika dilihatnya kalau gadis itu cukup cantik dan manis. Tapi rasa ingin mendekati itu berubah seketika ketika dilihatnya dada gadis itu yang agak terlalu besar untuk anak seusianya.

Segera saja setan bersarang di kepala Jeff. Dia mengeluarkan dompetnya, mengambil selembar uang bergambar Pak Harto dan menyuruh bujangnya memberikan uang itu pada gadis itu untuk mencuci bajunya. Bujangnya tidak menaruh curiga, dia segera memberikan uang itu pada gadis itu, dan tidak lama kemudian gadis itu mengikutinya mendekati Jeff. Jeff menyuruh bujangnya pulang, sedangkan dia melanjutkan jalannya bersama gadis itu. Ditengoknya arloji di tangannya, baru pukul 4:00 sore, karena itu Jeff mengulur waktu. Setidaknya pukul 5:00 sore akan dilaksanakan rencananya.

Dia bertanya dimana sungai yang airnya bening dan bisa dipakai mandi. Gadis itu mengantarkan Jeff ke sana. Cukup jauh juga, dan setiba di sana Jeff melepas semua pakaiannya dan langsung masuk ke sungai itu. Dia meminta gadis itu mencuci pakaiannya, dan gadis itu menurut walaupun agak malu-malu karena melihat Jeff berenang telanjang. Jeff sendiri sudah sedikit sinting, entah setan apa yang merasuki kepalanya, yang jelas ketika dilihatnya arlojinya menunjukkan pukul 5:00 sore, langsung dijalankan rencananya. Jeff keluar dari air, mendekati gadis yang sedang membersihkan pakaiannya dan berjongkok di sampingnya. Batang kemaluan di sela pangkal kaki Jeff sudah bangun dari tidurnya, dan tanpa tembakan peringatan Jeff langsung saja merangkul gadis itu sambil berusaha mencium leher gadis itu (sebut saja namanya Sali).

Gadis itu segera berontak karena terkejut, tapi dekapan Jeff lebih kencang dari tenaganya. Jeff berhasil mencium leher gadis itu tapi begitu Jeff berusaha lebih gila lagi gadis itu mengancam akan berteriak. Jeff takut juga dia digebuki penduduk desa itu, karena itu segera ditutupnya mulut gadis itu, dan dia berbisik, “Jangan teriak, kalau kau mau melayaniku kuberi lebih dari sekedar lima puluh ribu, mungkin akan kuberi seratus ribu lagi, bagaimana?”

Gadis itu masih diam, tapi begitu Jeff mengeluarkan dua lembar uang Rp. 50.000-an yang sedikit basah karena air sungai dan mengipas-ngipaskan di depan muka Sali, akhirnya dia mengangguk. Kapan lagi dia bisa mendapat uang Rp 150.000,- dalam sehari, begitu pikirnya. Jeff tersenyum senang sambil melepaskan tangannya dari mulut gadis itu. Tapi ketika dia berusaha memegang dada Sali, gadis itu berbisik, “Jangan di sini, takut ketahuan orang lain.”

Jeff setuju kata-kata gadis itu, karena itu diajaknya gadis itu ke hutan karet milik ayahnya. Jeff tahu persis kalau sore-sore begini tidak mungkin ada orang di sana. Singkat cerita, mereka sampai di sana, dan tanpa tunggu lama lagi Jeff segera membuka bajunya yang basah, juga celananya. Dibentangkannya baju dan celananya di tanah, dan diciumnya Sali sekali lagi. Kali ini dia tidak berontak. Jeff dengan mudah menyingkirkan pakaian gadis itu, dan terlihat kedua gunung kembarnya yang tidak begitu besar tapi lumayan juga untuk ukuran gadis 14 tahun. Jeff meremas keduanya sekaligus sambil terus melumat bibir gadis itu.

Sekitar 2 menit kemudian Jeff berbisik, “Aku nggak butuh patung, layani aku. Jangan cuma diam gitu aja!” Jeff lalu mendorong kepala Sali ke bawah, dan menyuruhnya sedikit bermain dengan kejantanannya yang sudah hampir mencapai ukuran maksimal. Gadis itu bingung, maklum di desa mana ada film “bokep”. Jeff menyuruh Sali menjilat “jamur ungu”-nya. Sali sedikit ragu-ragu, tapi akhirnya dilakukannya juga.

Ternyata Sali cepat belajar, beberapa menit kemudian Jeff sudah dibuatnya keenakan dengan permainannya di selangkaan kakinya. Terpedo itu sudah mencapai ukuran maksimal, dan Sali masih terus bermain dengan benda itu, mungkin asyik juga dia bermain dengan benda itu. Mulai dari mencium, menjilat dan akhirnya mengulumnya sambil menggerakkan kepalanya maju-mundur dan sesekali menghisap benda itu.

Jeff cukup puas dengan permainan itu, dan ketika dilihatnya langit mulai gelap, disuruhnya Sali duduk. Jeff meregangkan kaki gadis itu, terlihat bulu-bulu halus yang masih sangat jarang di sela-sela pahanya. Jeff menggunakan lidahnya untuk membasahi vagina Sali. Sali bergoyang-goyang kegelian, tapi kelihatannya dia menimati permainan itu. Sekarang Jeff menggunakan jarinya untuk menggosok klitoris Sali yang masih kecil. Sali semakin liar bergoyang-goyang menahan nikmat. Desahan mulai keluar dari mulutnya dan vaginanya basah karena lendir yang bercampur ludah Jeff.

Tidak lama kemudian Sali mendesah panjang, dan tubuhnya bergetar hebat. Lendir mengalir dari vaginanya yang merah segar. Jeff tahu Sali sudah mencapai puncak, dan inilah kesempatannya untuk menusukkan terpedonya ke kemaluan Sali. Dibukanya lebih lebar paha Sali, dan diarahkannyakepala kejantanannya ke vagina Sali. Sali sendiri masih memejamkan mata menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tapi tiba-tiba dia menjerit tertahan ketika Jeff memaksa terpedonya masuk ke lubang yang sempit itu. Sali kembali menjerit ketika kejantanan Jeff semakin memaksa melesak masuk ke dalam. Jeff berusaha keras menembus pertahanan vagina Sali, tapi baru setengah dari barangnya yang masuk ke dalam.

Jeff meremas dada Sali sambil menciumnya. Dia berusaha membuat otot kemaluan Sali sedikit mengendur, dan ketika dirasakannya mulai mengendur, disodoknya sekuat tenaga kejantanannya ke dalam kemaluan Sali. Kali ini Sali menjerit cukup keras, dan terlihat air mata keluar dari balik kelopak matanya yang tertutup menahan nyeri. Jeff tidak peduli, sekarang sudah seluruhkejantanannya masuk, dan mulai digoyangkannya maju-mundur diiringi jeritan-jeritan kecil Sali. Vagina Sali sangat sempir, karena itu belum lama Jeff bermain sudah hampir keluar maninya. Jeff mempercepat gerakannya, dan Sali semakin kuat menjerit. Tentu saja vagina Sali yang masih 14 tahun itu terlalu kecil untuk kejantanan Jeff yang lumayan besar.

Belum selesai Jeff bermain, suara Sali tidak terdengar lagi, dia pingsan karena tidak kuat menahan nyeri. Jeff sendiri mengetahuinya, tapi dia tidak mau menghentikan permainannya, dikocoknya terus kemaluan Sali yang sedikit memar, dan akhirnya Jeff mendesah dalam sambil merapatkan tubuhnya ke tubuh mungil Sali. Setelah itu Jeff sempat mengocok vagina Sali lagi, dan ketika hampir mencapai puncak kedua kalinya Sali bangun dari pingsannya. Dia langsung menjerit-jerit dan beberapa saat kemudian mereka mencapai puncak hampir bersamaan. Jeff terlihat puas dan lelah, dan ketika dicabutnya kejantanannya dari vagina Sali, terlihat maninya keluar lagi dari kemaluan Sali. Kental berwarna putih kekuningan yang bercampur darah keperawanan Sali.

Jeff mengajak Sali membersihkan diri, dan ketika selesai diberikannya dua lembar uang Rp. 50.000-an pada Sali. Sali sangat berterima kasih, dan Jeff berpesan agar jangan sampai hal itu diketahui orang lain. Sali mengangguk, tapi Jeff segera menegur Sali ketika diperhatikannya jalannya sedikit menegang menahan perih di kemaluannya. Sali berusaha berjalan normal walaupun dirasakannya sakit di sela pahanya. Dia juga takut kalu orang-orang desa tahu kalau dia sudah menjual tubuhnya pada Jeff, tapi tetap saja diambilnya resiko itu demi uang yang memang sangat dia butuhkan.

Dua hari kemudian aku datang menyusul Jeff, dan di sanalah Jeff menceritakan kisahnya itu. Aku jadi sedukit terangsang juga mendengar cerita itu, dan rencananya aku akan mencobanya juga bila ada waktu, yang jelas hari-hari berikutnya benar-benar menyenangkan untuk kami bertiga. Aku dan Jeff sama-sama terpuaskan, sedangkan Sali sangat senang mendapat ratusan ribu uang walaupun dia harus tersiksa hampir setiap dua malam sekali karena aku dan Jeff secara bergilir dua hari sekali mencicipi tubuh mungilnya itu.

Dua minggu kami di sana, dan di hari terakhir aku dan Jeff menidurinya bergantian dalam satu malam. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya gadis berumur 14 tahun disetubuhi oleh dua laki-laki bergantian dalam satu malam, benar-benar luar biasa. Tapi satu hal yang kupuji dari Sali, dari hari-kehari vaginanya tetap saja sempit, dan itu yang membuat aku dan Jeff betah menidurinya. Aku juga merencanakan untuk mengajak Alf dan Lex teman baikku untuk ikut serta mencicipi kenikmatan itu, tentu saja itu akan kuceritakan di cerita lain. Tunggu saja pengalaman kami berempat bersama Sali.

Chika si gadis perawan

Category : 0

Hai… pencinta Cerita Dewasa Indonesia! cerita sex kali ini terjadi sebulan yang lalu! gw akan cerita dari awal mengapa bisa terjadinya ngentot cewek perawan untuk pertama kalinya... Nama gw Wira , gw kuliah di salah satu university negri di Jakarta... gw punya temen kuliah di bagian Design di jakarta juga... namanya Chika ( bukan chika yang dari bandung lo ), umurnya 21 tahun, ukuran bra nya 33 B, perawakan tinggi 173cm, beratnya gw kurang tau pokoknya langsing, padat dan aduh hai montoknya! Cerita ini berawal sewaktu gw maen ke apartementnya... kebetulan chika anak orang kaya, ortunya punya apartment di malaysia... minggu pertama kita sering kali bertemu di mall, ato bioskop... kadang hanya sedikit nyerempet ngebahas ttg masalah cowoknya nah, suatu hari kita nonton midnight nich... ( santai bos, blum ada adengan dewasa 17tahun )... nonton nya ga seberapa seru, soalnya nonton 007 Quantum of Solace, awal nonton duduk masih biasa, tapi dah 1 jam lebih mulai dech duduknya menempel! kebetulan dudukan tangan pada kursi bisa diangkat, jadi mayan deh... kekekek... ga lama kemudian, chika minta di peluk, karena dingin nya AC di bioskop itu! yah gw pikir, kesempatan deh dalam kesempitan... tapi masih polos, gw pikir, yah namanya orang kedinginan butuh kehangatan... gw peluk deh... gw usap-usap tangannya ampe yang ada malah ade gw minta... celana dah sempit, kebetulan siska cuma pake hot pants, t-shirt ketat warna putih dan agak transparan!hihihi..jadi ngaceng lagi nyeritain kisah seks ini!

setelah ampir 30 menit usap sana - sini, mulai deh, gw bilang: Chika, duduknya nyandar ke badan gw ajah, biar lebih angetsiska tanpa pikir panjang ato nolak, langsung duduk nyandar ke badan gw... rasanya nikmat bro... pas nonton, tiba-tiba Chika bunyi... uch....!!! gw tanya ada apa...? chika bilang: kok ada yang ngeganjel yah di pinggang belakang sayang, gw cuma minta maap, n bilang kalo paha gw gatel, jadi ga sengaja kecolok!hihihihihi... ( padahal Mr P gw udah ga tahan nich ) kejadian di bioskop cuma rangkul, peluk dan usap belaka kok... tapi karena hal itu, chika jadi beda ma gw... dari bioskop kita pulang jam 1.25 subuh... jalan ke rumahnya, kira-kira 25menitan!di deket rumahnya ( apartment ), ada hotel mesum aka hotel Short time, gw isenk nanya ma chika... gw boleh ga ikut tidur di rumah loe ka? klo ga gw belok sini deh, chika cuma bilang : cuma nginep yah wir, ga ngapain kan....?, ane cuma jawab: oke deh, nginep doank,ga ngapai ngapain kok saying!. Horaiiii… akhirnya ada tanda2 bagus nich, bisa nginep!hehehehe…. Apartementnya lantai 22, ada 1 ruang tidur, 1 dapur, 2 kamar mandi, dan 1 ruang tamu! pas sampai di sana, chika bilang: wir, gw bikin tugas akhir dulu yah, klo mo bobok, bobok ajah dulu... gw cuma bilang: okey sayang, tapi pengen di cium bobo dulu donk cinta... ( pura-pura manja!kekeke… )... trus si chika bilang apaan sich, kayak anak kecil ajah, nanti kalau dah bobok, di cium di mimpi, katanya!hi mod : pasrah. ya udah gw tidur-tiduran di sofa, sebelah chika... chika ngerjain tugasnya sampe jam 2.30 subuh... pas chika, mo matiin lampu, ehhh gw terbangun n pas lampu mati, gw langsung dia peluk dari belakang, dan gw cium bibirnya yg begitu mengoda.... chika ga bicara ato nolak sama sekali perlakuan gw, awalnya chika cuma diem dan kaget... tapi lama-lama permainan lidah pun terjadi!hihihi.... sesekali, chika mendesah... uhhhh... soalnya tangan gw juga pengen ikut ambil bagian di perut dan dadanya!pergulatan lidah terjadi sekitar 10menitan, dan chika bilang udah yah sayang... gw cuma bilang, tar lagi cinta... udah ga tahan nich... trus gw buka bajunya sedikit, dan chika buka semuanya!asoiiiiiii…..akhirnya lampu hijau sudah terbuka! dan gw makin puas maenin toketnya yang montok dan aduhai... niples nya aduhai, sambil dibuka, ane plintir-plintir, ane usap-usap, ane cium-cium ampe ane kulum-kulum tuch putingnya yg bewarna pink! tiap gw maenin putingnya, chika suka, uhhhh.... ahhhh.... ahhhhh.... lagi yang cepet.... ga sadar, kami pun dah di sofa tempat ane tiduran... posisi kami, dah kayak orang pacaran... chika tanpa busana, hanya g-string warna hitam! permainan lidah yang berulang dan permainan puting yang berkali-kali membuat gw ga tahan, dan meraba-raba bagian paha chika!chika cuma bilang: harus sopan yah...!!? , gw cuma senyum dan masuk deh tangan gw ke dalam g-string nya yang wow bikin kontol gw ngaceng ... gw usap2 dan raba dan sedikit tekan lubang memeknya... sesekali chika merintih, ohhhhhh...... mendengar itu smua, ngebuat gw makin semangat...

Akhirnya ane buka seluruh CD g-string nya dan gw jilatin tu memek ampe si chika merintih, wirr ga tahan...... ooohhhhh.... oooh........ gw juga ga tahan, akhirnya gw buka celana panjang dan boker gw, dan chika jilatin deh kontol gw juga, dah kayak posisi 69 deh maknyus banget.... akhirnya kontol udah kepingin langsung masuk tu ke memeknya si chika bugil!trus gw arahin ke mulutnya... pas kontol gw ada di mulutnya ganti posisi, ane tiduran dan chika merangkak, mengulum kemaluan gw... akhirnya sekitar 8 menit di kulum, ane muncrat deh di mulutnya... chika cuma bilang: kok asin sich, tapi enak... mau lagi donk sayang ane cuma bilang dalam hati, wah gawat, musti cepet recovery nich... ambil gw recovery, gw n chika istirahat bentar, ambil minum dan usap-usap doank tu kulit mulusnya... trus chika cerita, dulu tiap kali jadian, mantan-mantannya selalu minta ML alias ngentot ma dia, tapi chika tolak dan putusin, tapi skarang chika malah lakuin sama gw! nah, gw cuma bilang, hihihi… chika cuma ketawa dan senyum... akhirnya.....chika buka tuh pahanya.... arahin kontol gw ke lubang merah muda memeknya... trus gw bilang: masih perawan kan sayang? , chika jawab masih, jadi jangan crot di dalem yah sayang, di mulut lagi ajah, takut hamil... tuturnya dengan kepolosannya, dan kebetulan gw ga suka ngentot pake kondom... jadi gw masukin pelan-pelan tuch senjata andalan gw...

sedikit demi sedikit rintihan dari mulut imoet chika keluar, dan mulai mengeras... matanya terbelalak dan giginya menggigit bibir bagian bawahnya, ane tanya: sakit ya sayang? klo sakit bilang yah!, chika cuma senyum..... akhirnya setelah ampir 4 menit ane pelan-pelan ane dah masuk 1/5 dan coblos deh dinding nya... pas chika di coblos, ada sedikit rintihan dan teriakan... uhhhhhhh sakiiiiit..... opsttttttttt..... ahhhhhhhhhhh......... pas dah di dalam, ane diem sejenak, terasa tiap dinding memompa kontol gw... rasanya enak dan nikmat bener bener maknyus ni ngentot si chika perawan, akhirnya ane posisi tiduran dan chika duduk di atas ane... dan mulai deh... one, two, three.... mainkan.... chika main kuda-kudaan di atas gw, dan mulai dari bunyi-bunyi aneh.... aaaaaaaahhhhh..... ooooohhhhh..... aaaaahhhhhh..... dan ga lama kemudian, basah deh.... ternyata chika masturbasi duluan.... trus gw telentangin tu si chika, dan ane genjot terus sampe toketnya ngenceng dan nafasnya engos engosan... gw cium dan akhirnya ane semprotkan tu sperma gw di dalem memeknya!
chika, cuma nangis dan senyum, soalnya baru pertama kali ML dan keperawanan nya gw embat!chika dan ane tertidur ampe jam 9 pagi! dan pagi-pagi ane mandiin tu si chika... mandi berdua juga... trus ane buka in situs www.ceritaindonesia.info.. gw bilang sama chika, ada cerita horor, seru mau baca ga...? (kebetulan chika seneng film horor ), chika bilang mau donk sayang ( padahal ane bukain ttg cerita ngentot dewasa 17 tahun! Trus gw bilang, baca dulu ya ntar kasi comment!

Trus pas chika baca, matanya bingung dan pas ane lagi sarapan, chika kok kayak merem - melek sendiri!hihihihi….. trus sesekali bunyi ahhh... ternyata oh ternyata, chika terangsang, tangan nya masuk ke dalam CD dan usap2 sendiri tu mekinya setelah sarapan ane tanya ma chika, mau ngentot lagi saying? chika cuma senyum dan bilang, coba lagi yah kayak di cerita dewasa 17 tahun... kayaknya asik... dan akhirnya chika mulai terangsang deh... dan ane maenin tiap game dengan memberi bacaan seru dari ceritaindonesia.info! cerita sex ini sampai sekarang masih terus terjadi setiap hari! Chika ohh chika sunguh indahnya dunia ini setelah ngentot denganmu dan untuk pertama kalinya ngedapatin gadis perawan!

Ngentot Perawan Pacar

Category : 4

Cerita ini da 8 taon lama nya aq pendam sendiri.akhirnya aq putusin juga berbagi cerita sama teman teman pecinta cerita sex dan semua penikmat sex. Umurku waktu itu masih 14 tahun kls 2 smp.pacar ku adek tingkat ku sendiri.perkenalan kami da lama,kebetulan kami juga satu SD. namanya juga cinta monyet nembaknya juga pake surat2an.dengan surat cinta aq tembaklah dia dengan berbagai kata indah yang akhirnya aq dapatkan kata iya dari dia.nama pacar pertamaku itu mery,mery sama hal nya dengan anak smp lainnya dengan tubuh yang masih kecil dan dada yang baru mulai tumbuh, rambut nya lurus panjang kulit putih dan lumayan cantik. layaknya pacaran anak2 walaupun setiap hari da bertemu disekolahan mau nya ketemuan dan ketemuan lagi apalagi cinta pertama.apel nya pun hanya duduk berdua sambil cerita dan pegangan tangan. waktu apel yang kesekian kalinya aq ngajakin dia ciuman walau dia awalnya takut akhirnya dengan alasan sayang apa gak sama aku,akhirnya dia mau juga untuk ciuman.karena kami sama2 belum pernah ciuman akhirnya aq minta mery untuk pejamkan matanya karena aq juga agak malu kalo mery liat. setelah mery memejamkan matanya aq mulai mencium matanya yang terpejam hidungnya yang gak terlalu mancung2 bangetz trus turun kebibirnya.setelah itu aq minta mery buka mata nya.
matanya tajam menatap mata ku ketika mata nya terbuka,lama sekali kami saling bertatapan dan akhirnya mery bilang kakak co pertama yang mencium aku.malam itu dengan di akhiri pelukan ala cinta monyet.aq pun pamit pulang. kencan minggu berikutnya aq melakukan yang lebih dr yang aq lakukan minggu kemaren pada mery karena malam sebelumnya aq sempat nonton bokep drumah teman ku,so aq ingin praktek gimana rasanya melakukan adegan seperti di film yang aq tonton itu.
Karena izn ciuman udah di dapat aq pun tanpa harus minta lagi berani cium mery secara langsung mery pun udah berani balas mencium pipi dan bibirku walau adegan kami agak sedikit kaku namun tetap seru rasa nya.ciuman kami tidak ciuman panjang layaknya film yang aq tonton hanya beberapa kali ciuman truz berhenti ngobrol n ciuman lagi tapi akhirnya karena aq sudah kebelet ingin merasakan adegan film yang aq tonton kemaren akupun kembali cium merydi kening dan bibir nya ciuman di bibirnya aq lamakan,walau belum tau dimana nikmatnya ciuman aq trusin aja mencium bibir mery yang berwarna merah tanpa lipstik itu.kalo sekarang aq tau kata orang bibir jenis bibir mery itu bibir sensual.lama kelamaan aq pindahin tanganku yang dari tadi di bahunya ke arah dada mery.
ketika tangan ku menyenuth dadanya neti sedikit kaget dan bilang’, “ lo ngapain kak..? “gak boleh ya kakak megang susu mery jawabku” “bukan gboleh kak,neti takut kalo nanti ayah mery tau dan marahin kita”balasnya lagi dengan alasan sayang lagi dan sedikit bujukan lama kelamaan neti bisa aq yakin kan mery kalo orang tuanya gbakal tau karena toh hanya kita berdua yang tau kata ku pada mery. Akhirnya nya SIMS(surat izin memegang susu) pun bisa aq dapatkan.aq pegangi susu mery yang masih mangkal dan kumainkan pentilnya yang baru tumbuh dengan jari2 tanganku.
Dengan sedikit candaan aq bilang ma mery “ mery sayaaaang,kakak boleh mimik g”? mery g menjawab pertanyaanku aq liatin wajahnya ternyata mery lagi mejamkan mata (mungkin karena kegelian ato terangsang aq gtau) akhirnya tanpa tahu dia ngasih izin apa g, aq emut aja susunya dan nyusu seperti anak bayi. Mery sedikit mengeluarkan desahan ketika aq mulai nyusu dan mempraktekkan cara mencium susu di film porno yang q tonton.padahal aq tidak tahu kalo ternyata itu adalah cara merangsang ce.malam itu aq tidak jadi mempraktekkan adegan tidur2an dengan mery yaaaa itu krn kami sama2 punya alasan sama ortu kalo ada PR kelompok yang harus di kerjakan ditempat teman dan mery bilang kalo dia harus udah drumah sbl ayah nya pulang kerja.kebetulan ayah mery pulang nya jam 9 ya…. mo giman lagi sbl jam 9 kami harus pulang.
Malam itu aq jadi gbisa tidur,aq masih kepikiran apa yg telah aq lakukan sama mery,walau usia masih muda tapi pacaran sudah spt otang dewasa pake cium2an dan megang susu segala. Jujur aq masih ingin lanjutkan adegannya yang tidur2an karena aq jadi pengen coba karena melihat orang yang dalam filem itu menikmati sekali adegan tidur2annya. Akhirnya fantasi liarku muncul dan aq beranjak dari ranjangku pergi kekamar mandi dan memainkan burungku dengan sedikit di olesi sedikit sabun aq pun mengocok burungku sampai aq keluarin kencingku yang agak kental. Besoknya di sekolahan pas lagi istirahat aq ajakin mery kerumah temanku yang kebetulan rumahnya lagi kosong,karena ibunya lagi kepasar belanja sedang adek dan abangnya semua masih disekolah ayahnya apalagi sedang keluar kota dengan bisnisnya.
Di kamar temanku ini lengkap sekali perabotannya bahkan dikamar nya pribadi sudah ada ps2 dan tivinya serta penyetel cd juga tivinya.aq pun minta temanku jagain di luar kalo2 ada orang yang akan datang. Dikamar aq mulai mencumbu mery sperti minggu kemaren adegan ciuman bibirpun kami lakukan di lanjutkan adegan menyusu karena aq pengen mery juga merasa ingin mencoba adegan tidur2annya aq putar aja film bokep yang aq tonton kemaren.
Dek…kita nonton dulu yaaa kata ku,film apa kata mery tanpa aq jawab langsung aja aq putar film nya dan sengaja aq cepatin ke adegan paling panasnya karena waktu istirahat hanya 30 menit.awalnya mery sedikit malu2 nontonnya tapi mery akhirnya menikamti juga dan sedikit bengong waktu meliat burung yang laki pemeran film itu ,karena film bokep eropa otomatis burungnya besar2.neti jadi ngomong sendiri emang bisa ya kak segede itu masuk ke memek? sambil dia menyandarkan kepalanya ke pangkuanku dan anehnya lagi mungkin karena rangsangan filem itu mery sendiri yang minta aq liatin burungku sama dia. Kak…. mery kan sudah kasih liat susu mery…boleh gak kak mery liat burung kakak katanya…. weqsssssssssss waduh masuk perangkap nechhh kataku dalam hati,boleh kok,tapi kita sama2 liatin yaaa kataku mery.akhirnya secara spontan kami pun sama2 melepas pakaian smp yang kami kenakan dengan tubuh sama2 teanjang aq sebenarnya agak sedikit malu tapi mungkin nafsu sudah merasuki jalan pikiran kami yang masih bau kencur semua sudah ga ada malu nya lagi.waduuuuuh…..jauh lebih merangsang ternyata melihat tubuh ce telanjang langsubg drpd mlihat koran porno dan filem bokep.mery pun memegang burungku dan mengenggamnya.kok..gak segede burung nya orang itu kak katanya sambil menunjuk ke arah tivi,kalo segede itu mery jadi takut sendiri katanya lagi. ya…kita kan masih kecil timpal ku …..sambil liatin tangannya megangin burungku.
Seperti ada aliran listrk lain rasanya ketika tangan mery yang memegang dedek kecilku,spontanitas aq pejamin mata dan aq rasakan tangan mungil mery mengocok burungku….karena gak tahan aq minta mery paraktekin adegan 69 spt yang sedang kami tonton,aq pun mempermainkan memek mery pinggiran memeknya aq putarin jariku di sana dan bergantian dengan lidahku,karena sudah sama di ubu ubun nagsu yang merasuki kami dan ingin segera di tuntaskan aq pun balikkan badanku, aq turun ke lantai mery aq suruh tetap di tempat tidur,dan aq pegangin kedua kakinya mulai aq melebarkan kedua pahanya sambil mendekatkan burungku ke arah memeknya.
Setelah di deapn gawang kewanitaannya itu aq berusaha cetak goool dengan menusukkan kaki ketiga ku ke sarang nya.waduh sulit bangeeeetz ternyata… dudah perih rasanya burungku mencoba menerobos pertahanan nya belum juga tembus.mungkin karena ukuran dedekku melebihi anggaran sarangnya,waktu itu burungku masih berukuran 12-13dengan diameter 4-4,5 laaaaah. Akhirnya bantuan datang juga dari tangan ku mendorongkan si kaki ketiga ke memek mery…setiap sodokanku selalu di iringi dengan rintihan kesakitan dari mery… aduchhhh…kak,sakit pelan2….. iya…ntar kan nikmatnya sama dengan yang di tivi kataku…..membalasnya entah sodokan yang keberapa kalinya baru aq berhasil masukin burungku ke memeknya….. aq sedikit iba melihat mery meringis agak kesakitan pas burungku masuk karena memang ada suara yang aneh pas masuknya burungku dan kulihat ada darah yang keluar dari memeknya dan mengolesi burungku… aq diamin burungku supaya rasa sakit mery hilang dulu,baru kemudian aq goyang perlahan untuk membuat mery menikmatinya.lama kelamaan goyanganku dapat dirasakan oleh mery… itu aq lihat dari pejaman matanya sambil berkata iya…….kak..enak….kak…terusssss kak…. nikmat……kaak ya…… ya….kak.. kata2nya membuat ku jadi semakin menjadi2 menggoyangkan burungku dalam memeknya….semakin cepat goyangan ku semakin cepat pula kata2 yang keluar dari mulutnya…. enaaaak sayaaaaang kataku tanpa sengaja dengan hunjaman memperdalam masuknya burungku kedalam memeknya…..sambil mempercepat goyanganku….. iya…kaak kata mery …. entah berapa lama kami dalam permainan tidur2an ini kami lakukan,aq rasakan semakin licin dan semakin enak masuknya burungku ke memek mery….tapi semakin nikmat rasanya burungku karena semakin kuat pijatan dalam memek mery… ternyata itu pertanda mery mo keluar…entah hantu apa yang merasukinya mery menggenggam kulit2 pahaku…dan di akhiri teriakan yang sedikit keras ( tapi gak mungkin kedengaran keluar karena aq sengajain juga nyetel musik keras2 sebelum main).aq rasakan panasnya kencing kental mery keluar yang membuat aq juga semakin kejang ingin keluar dan aq makin capat aja menggoyang2kan burungku akhirnya aq cabut burungku dan kencing ku yang kental aq tumpahkan di paha mery. akhirnya kenikmatan itu dapat kami rasakan walau ada sedikit perih2 di burung ku dan ringisan kesakitan di awalnya oleh mery tapi puncaknya kami puaaaas. Aq dan mery berpelukan dan aq minta maaf sama dia karena ngambil keperawanannya,tapi dia bilang mery rela koook kaaak, kakak co pertama yang melakukan semua sama mery… ya…mery harap kakak juga yang terakhir walau perjalanan kita masih panjang katanya… aq jadi kepikiran waktu itu, kok ce lebih cepat dewasa dr co yaaaaaaaaa…?
baru umur segini udah kepikiran kesana pikirku dalam hati… setelah kami bereskan ranjang dan semua yang berantakan di kamar temanku (oh…ya nama temanku itu beny,dia juga pernah cerita ma aq kalo dia pernah ML sama ce gbenar,makanya aq berani main di kamar nya,lain waktu aq tuliskan juga cerita beni dan semua kisah dengan pacarku dan seligkuhan ku di sini yaaaaa) ternyata ketika kami ke sekolah kembali anak2 sudah masuk semua,akhirnya kami bolas aja sekalian dan main ke bioskop nonton film romatis aq da lupa judulnya yang jelas daam bioskop itu kami hanya bercumbu walau tanpa ml2 an.beny juga ngajakin pacrny bolos maka klop lah sudah. oh…ya!
Aq dan mery belum pernah mengatakan putus sampai sekarang cuma terakhir kali aq bertemu saat aq lulus sekolah dan melanjutkan kuliah di jawa,setahun kemudian kita tidak berhubugan lagi….. krn aq mang tidak pernah pulang kampungku yang di luar jawa. I love you where are you now

Perawan Ayu

Category : 0

Cewek ini namanya Ayu, dia temen dari Dian anak SMP sebelah rumah kost gue. Sore itu gue lagi nongkrong di depan kost
sambil maen gitar,hampir setengah jam gue di depan, Dian terlihat pulang tapi kali ini sama temen-temennya.
“eh, Dian baru pulang sekolah ya? kok ampe jam segini? maen dulu ya?” gue becandain si dian. “Enggak kok mas, tadi ada les
di sekolah.” oh gitu ya gue jawab dengan santai. “trus bawa temen banyak mau ada acara apa?” tanya gue lagi. “mau belajar
kelompok mas, eh kenalin dong mas temen-temen Dian!!” Dian nyuruh gue kenalan ma temen-temennya. ” ni mas Hendra namanya”
sahut Dian. salah satunya ya si Ayu itu, uh cakep juga si Ayu ini masih kecil tapi bodinya udah mantap beda ma temen lainnya,
dalam hati gue terpesona liat si Ayu. “mas, Dian kedalem dulu ya!”, “oh iya-iya….belajar yang akur ya!” sambil tersenyum
Dian masuk kerumahnya.
Malam harinya gue ke rumah Dian karena emang gue dah biasa main kesitu. Gue ngobrol dan becanda-becanda ma Dian,
“eh, temen Dian yang namanya Ayu tadi manis juga ya?” ,”kenapa mas? naksir ya?” dasar si Dian ga bisa jaim dikit,ceplas-ceplos
“Dian punya nomer telponnya ga? mas minta ya?” Dianpun masuk kekamar dan keluar membawa handphone, ” ni cari aja sendiri yang
dinamain Ayoe ya mas..”kata Dian.gue langsung catet nomornya si Ayu. “udah mas?” tanya Dian. “udah nih? makacih ya… besok
mas beliin coklat deh” ,”bener ya mas!” kata Dian bersemangat karena coklat emang kesukaan dia banget.
Tanpa berlama-lama gue coba sms si Ayu, “hei Ayu lagi ngapain? masih inget gue ga? tadi gue yang dikenalin Dian waktu kamu
maen dirumahnya”. eh si Ayu pun balas sms gue “oh iya ayu masih inget dong, kan baru tadi.. he he..”. sms pun berlanjut terus.
sehari, dua hari, tiga hari gue ma Ayu smsan,gue coba iseng ngajak dia keluar. Ga gue sangka dia mau gue ajak keluar. hari minggu
gue ma Ayu janjian ketemu dan kami pun jalan-jalan muter-muter kota pake motor, ga kerasa udah sore banget dah waktunya
pulangin si Ayu. tepat di jalan masuk gang dekat rumahnya,Ayu bilang “dah mas nyampe sini aja nganternya!”.
gue tanya “kenapa? mas ga boleh tau rumah Ayu ya?”, “ga pa pa kok mas lain waktu kan bisa…” ,
“oh ya udah, besok maen lagi ya?” ajak gue.
“iya mas…” jawab Ayu….
Selang beberapa hari Ayu maen kerumah Dian,gue kebetulan ada di depan rumah Dian, “eh mas Hendra, Dian ada dirumah ga mas?”
tanya Ayu.”oh tadi ada di belakang,masuk aja!” sekalian aja gue minta dia mampir ke kost gue “ntar mampir ke tempat mas ya!”
dia cuma senyum-senyum…
Gue masuk ke kamar kost dan tiduran sambil dengerin musik dari komputer gue, kebetulan waktu itu anak-anak kost pada pergi
entah kemana jadi kost sepi banget kaya kuburan. Sambil tiduran otak ngeres gue jalan, bayangin si Ayu ada di kamar gue dan
gue bisa have a fun ma dia berdua di kamar. ga nahan bodinya… masih kecil tapi dah montok semua, depan belakang mantap…
Saat setengah tertidur, terdengar ada suara dari luar memanggil nama gue. “mas…mas Hendra…” gue bangun dari kasur dan
keluar,gue kaget ternyata si Ayu yang ada di depan. “Ayu, ada apa? Dian ga ada ya?” tanya gue .”ada kok mas tadi cuma bentar
dirumah Diannya.sekarang Ayu boleh maen di sini ga mas?” , “oh, tentu boleh dong..masa ga boleh” dalam hati gue pun berkata
“pucuk di cinta Ayu pun tiba”,kami pun masuk ke dalam rumah kost. Rumah kost gue emang disediain tempat buat terima tamu tapi jarang
dipake karena biasanya anak-anak kalo terima tamu langsung di kamar masing-masing,lebih santai katanya.”mau di sini aja apa
di dalem Ayu?” gue coba tawarin ke Ayu. “dah disini aja mas..” jawabnya. kami pun ngobrol ini itu,saat asik ngobrol,becanda,
gue pun mulai nakal megang-megang tangan Ayu lalu gue beraniin cium pipinya. Ayu kaget, wajahnya berubah jadi kemerahan karena malu.
“ih mas kok nakal sih…” sambil mukul-mukul gue. gue pegang tangannya dan gue cium pipi yang satunya, wajah Ayu pun makin
memerah. gue elus pipinya dan mau gue cium bibirnya, “ga mau ah mas…” katanya. tapi gue tetep maksa cium dia dan akhirnya
bibir manisnya berhasil gue lumat perlahan, Ayu pun memejamkan mata menikmati ciuman dari gue.. gue tambah bernafsu menciumi
bibir Ayu dan mulai memainkan lidah gue. beberapa saat kami berciuman, gue lepas ciuman gue. “Ayu di kamar aja yuk! ajak gue.
“nti takut ada orang liat kalo disini..” Ayu cuma diam dengan wajah yang masih malu-malu, gue gandeng tangannya masuk ke
kamar kost gue dan pintu gue kunci. “kok dikunci pintunya mas?” tanya Ayu polos.”ga pa pa…!!” jawab gue.gue lanjutin ciumin
bibir Ayu sambil mendekap tubuhnya dan mulai meraba bodinya,meremas pantatnya. Saat gue coba meraba susunya,dia mencoba
menahan tangan gue tapi karena kalah kuat dengan gue, gue tetep aja berhasil meraba dan meremas-remas susunya sambil
terus berciuman, tangan Ayu masih coba menahan tangan gue meraba kedua susunya.lama berciuman gue rebahin tubuh Ayu di
kasur dan gue menindih tubuhnya. gue lepas ciuman di bibirnya,mulai menciumi lehernya, meremas lembut susunya kiri kanan,
gue coba buka kancing bajunya tapi Ayu mencegah “jangan mas..!” tapi tetep aja gue paksa buka kancing bajunya satu persatu
sehingga terlihat penyangga susunya yang berwarna putih lalu perlahan gue lepas bajunya.gue buka pengait branya
sambil menciumi bibir dan leher Ayu dan melepasnya dari tubuh Ayu. terlihat payudara Ayu masih sangat indah,kencang dengan
puting kecil berwarna kemerahan. Ayu hanya memejamkan matanya dan menggigit bibirnya sendiri saat gue mulai menjilati
puting dan meremas susunya,terus bergantian kanan kiri dengan meninggalkan tanda merah bekas cupangan gue. Ayu pun semakin
menikmati cumbuan itu,susunya pun terasa mengeras tanda dia telah terangsang, terdengar desahan-desahan lirih dari bibirnya,
kedua tangannya menjambak rambut gue. “emhh…ukhh…masss…”.
gue lepas baju juga celana pendek gue, tinggal celana dalam aja yang keliatan ga muat menampung penis gue yang udah berdiri
dari tadi. “ih…mas kok dilepas semua..”, “udah sempit nih Ayu..” jawab gue. gue kembali menindih tubuh Ayu dan kali ini
gue cium lembut mulai dari kening berlanjut kedua matanya dan pipinya kembali melumat bibirnya,lehernya, susunya lalu turun
ke perut,desahan Ayu terdengar kembali “ehhh…. mass…mmmh…” lama gue bermain di daerah susu dan perutnya,gue coba buka
kancing dan resleting celana Ayu, ” mas jangan mas..Ayu ga mau..” cegah Ayu tegas.gue coba ngertiin Ayu dan kembali menciumi
bibirnya.setelah dua kali mencoba dan ga diijinin,sambil gue lumat bibirnya tangan kanan gue kembali mencoba membuka resletingnya,
ternyata kali ini Ayu hanya diam dan merelakan gue lepas celana panjangnya.sekarang kami berdua hampir bugil dengan hanya memakai
celana dalam.gue ciumin pahanya,perutnya,susunya,bibirnya dan menindih tubuh Ayu lagi,kali ini gue gesek-gesekkan penis gue ke
memek Ayu sambil bermain lidah di mulut Ayu. Ayu sedikit mengangkangkan kakinya sehingga gue gampang menggesekkan penis gue.
cukup dengan gesek-gesekan alat kelamin, gue kembali menciumi leher,susunya lalu perut dan akhirnya sampai ke memek Ayu yang masih
tertutup celana dalam. Ayu menggeliat keenakkan dan meremas rambut gue dengan keras waktu gue ciumin bagian memeknya..
“eehh…mhh…masss..ahhh….” beberapa saat gue sudahi ciumin di memek Ayu dan melepas celana dalam gue.Ayu masih terbaring di kasur.
“Ayu..mas pengen diciumin kaya mas ciumin punya ayu tadi dong..” minta gue merayu. Ayu menggelengkan kepalanya.”ayo dong sayang!!”
rayu gue. “Ayu belom pernah mainan itu..mas” jawabnya. “sekarang Ayu coba deh..!!”. gue deketin penis gue ke wajah Ayu,
“ayo sayang…!!” rayu gue lagi. dengan malu-malu Ayu pegang penis gue dan dengan ragu Ayu ciumin penis gue.
“uh.. enak sayang..sedot sayang..” Ayu pun mulai terbiasa dan tau apa yang harus diperbuat,Ayu mengocok penis gue di mulutnya.
beberapa saat Ayu mengulum penis gue,dia bilang “mas, udah ya mas….”. “iya sayang….” jawab gue. kini giliran gue lagi membuat
Ayu keenakkan, gue cium bibirnya dan menciumi memeknya lagi.Ayu mendesah keenakkan “ehhhmm..mmmhh….”. saat Ayu sedang
terbuai gue lepaskan celana dalamnya.tubuh Ayu yang tanpa penutup apa-apa itu benar-benar bikin gue ga tahan, putih,
bersih dan mulus.bagian memeknya baru mulai ditumbuhi rambut-rambut halus keliatan seksi banget.gue lumat lagi bibir Ayu sambil
tangan gue mengelus-elus memeknya,gue pijit lembut klitorisnya.gue beralih mencium dan memainkan lidah di memeknya, gue gigit
ringan klitorisnya,Ayu menggeliat dan menjambak rambut gue dengan keras,”masss….Ayu mau kee..luu..ar…”.
Ayu mendapatkan orgasme pertamanya,memeknya basah dengan cairan yang keluar.
“akhhh….ehhhmmm…” Ayu terus mendesah karena orgasmenya.
“Ayu mau yang lebih enak lagi?” tanya gue setengah merayu..,”gimana mas?..” tanya Ayu polos.
“caranya mas masukin punya mas ke memek Ayu…”, “ga mau ah mas…kan belom boleh..sakit katanya mas” jawabnya.
“ga kok ga sakit..enak banget malah…” rayu setan gue. Ayu hanya diam dan gue mulai mencumbunya lagi.
“mas masukin sekarang yah…”,bisik gue di telinganya. kakinya gue kangkangin,terlihat wajah ragu Ayu saat gue arahkan penis gue
ke memeknya,gue cium dulu kening dan bibir Ayu.. gue gesek-gesekkan penis gue ke memek Ayu yang masih basah oleh cairan orgasmenya
dan memulai penetrasikan penis gue sedikit demi sedikit,memeknya terasa sempit banget walau baru kepala penis gue yang masuk
ke lubang senggamanya,gue keluarin penis gue dan penetrasi lagi lebih dalam. ” mas….saakit mas…” rintih Ayu.
gue cabut penis gue yang belum ada setengahnya masuk ke lubang memek Ayu. gue cium lagi bibir Ayu…
“tahan ya sayang…!!” bisik gue. kembali gue penetrasikan penis gue perlahan lebih dalam dan lebih dalam lagi,
terlihat darah keluar dari memek Ayu. Ayu menjerit kesakitan “akhh…saakittt mas…” kini penis gue benar-benar ditelan dan
terasa terjepit lubang senggama Ayu.terlihat setitik air mata mengalir dari sudut matanya.wajah Ayu masih menahan sakit karena
keperawanannya robek oleh penis gue.gue diam beberapa saat agar Ayu mampu menguasai sakit di memeknya sambil menciuminya.
setelah dia agak tenang, gue mulai menarik dan mendorong penis gue,maju mundur perlahan. gue terus mengocokkan penis gue
di memeknya perlahan,terasa lubang senggama Ayu sudah bisa menerima penis gue,gue percepat gerakan penis gue. Ayu pun sudah
tidak lagi merintih kesakitan tapi berbalik mulai merasakan kenikmatan.. “akhhh…ukhh…mass..akhh..”desah Ayu keenakan.
gue ciumin bibir Ayu sambil terus mengocok penis gue di memeknya. “ukhhh…akhhh..ehhmm…” desahan nikmat kami berdua.
Ayu mendekap erat tubuh gue, “Ayu…mau ke..luar lagi…” bisiknya,terasa cairan hangat menyemprot kepala penis gue,
Ayu orgasme yang kedua kali.
penis gue terus keluar masuk di memek Ayu..beberapa saat setelah Ayu orgasme yang kedua, gue merasa sudah hampir mencapai orgasme.
gue mempercepat gerakan penis gue.. “mas udah mau keluar Ayu..” , “akhhh….uhhh.. Ayu ju..gaa…” ternyata Ayu orgasme duluan.
merasa sudah di pucuk,gue cabut penis gue dan menumpahkan sperma gue di perut Ayu. “akhh…mmmmhh…”
kami berdua terkulai berdampingan, gue menyeka keringat di kening Ayu dan mengecupnya. “makasih ya sayang…” bisik gue,
Ayu hanya tersenyum kecil.
gue bersihin sperma di tubuh Ayu yang terkulai lemas dan darah di memeknya dengan handuk kecil.
“bobo aja bentar sayang, nti mas bangunin..” kata gue. tak lama Ayu pun terlelap dan gue tutupi tubuhnya dengan selimut.
gue pandangi wajah Ayu, “memang manis banget anak ini,beruntung banget gue bisa dapetin dia” dalam hati gue berkata.
Waktu sudah menunjukkan jam lima sore, gue cium pipi Ayu buat bangunin dia. “bangun sayang dah sore..” kata gue.
Ayu pun bangun, saat akan berdiri Ayu masih merasa perih di memeknya..”akhh..” rintih Ayu sambil menggigit bibirnya.
Ayu perlahan mengenakan semua pakaiannya kembali. “kamar mandi mana mas?” tanya Ayu. “oh itu dibelakang..” kata gue,
sambil menunjuk kamar mandi. terlihat Ayu berjalan pelan menahan sakit di kemaluannya menuju kamar mandi.
setelah selesai dari kamar mandi Ayu pamit pulang. “mas Ayu pulang dulu ya, dah sore banget…” katanya.
“iya, Ayu jangan lewat depan rumah dian ya, lewat samping aja…” saran gue.
sebelum pulang gue cium lagi kening dan bibir Ayu…
“jangan bilang sapa-sapa ya sayang!!!”bisik gue.
Ayu hanya mengangguk… “hati-hati ya Ayu!!”…..

Perawan Sepupu

Category : , 0

Waktu acara makan pagi, gw sama sepupu gw (Namanya Astrid, tinggi sama kayak gw. Bentuk badan proporsional. Facenya oriental banget padahal gak ada turunan, rambut sepunggung highlight merah. Pokoknya pas banget sama selera gw. Kalo masalah materi, mungkin gedean duit jajan Astrid daripada gaji gw waktu itu. Dia masih SMA. Biologinya always perfect. Jadi dia tau betul dengan anatomi tubuh manusia.) duduk sebelahan ama gw. Bla… bla… bla… acara lagi ramah tamah dia bisikin gw “Kak, ntar malem acaranya ngapain?”
“Palingan pada karaoke-an. Kenapa de?” Jawab gw. “Enggak…” Balasnya. “Kmu bete ya?” Gw tanya balik. “Pasti lah… Kan biasanya aqu disuruh ikutan nyanyi juga deh sama papa.”
“Ya udah bilang aja sama papa kalo kmu lagi gak pengen nyanyi. Emang kmu sendiri pengen ngapain yank?” (Gw sama Astrid udah biasa manggil chayank-chayank-an biarpun didepan keluarga gw.
“Ngg… Pokoknya lagi pengen bebas ajah… Lagi gak pengen disuruh-suruh”
“o0o… Trus kmu lagi pengen ngapain dong yank?”
“Gimana kalo kita jalan-jalan aja pake mobil. Ntar aqu minjem mobilnya papa ajah. Ntar kmu yang nyetir.” (Mobil om gw itu Mersi C Class Komp).
“OK aja deh. Tapi jam berapa? Soalnya jam 5 aqu mau nata makanan.” (Kita sekeluarga udah bagi2 tugas, gw bagian tata meja.).
“Jam 7an aja yah kakakku chayank… Jadi kita sama-sama udah gak ada kerjaan. Setuju?”
“No Problemo”.

Jam 7.15 gw langsung ke kamar Astrid. Gw ketok pintu 3 kali, trus gw belakangin pintu. (Waktu kecil gw diajarin gak boleh ngadep pintu kalo abis ngetok pintu.)
Sekitar 10 detik kemudian Astrid buka pintu, Astrid nyuruh gw masuk. “Kak, kunci pintunya dong. Aqu mau mandi. Kakak udah mandi lom?” Ternyata Astrid cuma pake handuk waktu buka pintu.
“Udah lah… Masa mau jalan-jalan gak mandi? Emang kenapa mau mandi bareng?”
“Boleh… yuk!” Jawabnya antusias.
“Gak ah. Orang becanda juga, aqu baru mandi tau…”
“Ya udah. Aqu mandi dulu ya. Kmu tunggu bentar yah… Kalo mau pake laptop pake aja, itu ada di tas. loginnya Astrid passwordnya ******.”
“Ok. I’ll wait then.” Abis itu Astrid nyium pipi gw. (Waduh, tumben nih nyium gw.)
Masih anget nih laptop. Begitu gw start up tuh laptop, login, masuk w*nd*ws, nongol notepad yang isinya:
“Kak, liat keluar jendela deh yank. Jalanan macet banget. Gak usah jalan-jalan yah… O iya, kayaknya view dari kamar kmu lebih bagus deh. Ntar bawa laptop aja kesana. Jadi kita ngobrol sambil denger lagu.”
Kok pake pesen segala sih… Kenapa tadi gak lgsg ngomong aja tadi.
Gw masih belom curiga. Soalnya gw mikir, sepupu gw ini… Ngapain mikir yang enggak-enggak.
“Ade, jendela kakak buka yah. Kakak mau ngerokok. O iya minta rokok ya. Rokok aqu ketinggalan dibawah…” Teriak gw di depan pintu kamar mandinya Astrid.
“Pake aja kak. Rokok aqu ada di dalem tas kecil aqu.”
Gak berasa udah 3 batang dunhill hijau punya astrid habis. Soalnya gw maen game flash yang ada di laptop Astrid sambil dengerin mp3 koleksinya sepupu gw. (She had a good taste of music.)
Astrid keluar dari kamar mandi. Loh? Kok bugil?
“Ehhh… Astrid… malah telanjang… Jalan-jalan lagi…” Celetuk aqu.
“Ah, biarin aja. Kakak ini yang ngeliat.” Gw cuma bisa geleng-geleng aja.
Seketika gw konak gara2 liat puting merah muda en meki no bulu + wangi lagi…
“Udah baca kan pesen aqu? Itu loh yang di notepad tadi?” Tanya astrid.
“o0o, udah kok. Knapa kmu gak bilang dari tadi? Ya udahlah, ayo kekamar aqu.”
Gw jalan duluan nenteng laptop Astrid di tangan kanan, sambil megang rokok di tangan kiri.
Habis buka kamar, gw naro laptop dimeja trus gw colok kabel speaker aktif kecil yang gw bawa dari rumah.
Astrid masuk, trus Astrid langsung nutup en ngunci pintu kamar.
“Kok dikunci de?” Tanya gw kebingungan.
“Biar gak ada yang gangguin.” Jawabnya manja.
Seraya lagu Michele - Dont make my brown eyes blue.mp3 , astrid narik tangan gw, otomatis gw berbalik badan. Trus Astrid nyium bibir gw sambil bilang.
“Ajarin aqu ML dong kak…”
“Masa? Bener? Yakin? Gak salah?” Canda gw.
“Emang aqu keliatan lagi becanda? Mending minta ajarin sama kakak.”
Gak pake mikir lama, lgsg gw kecup bibirnya.
“Aqu ajarin pelan-pelan yah.” Tanpa komando, lgsg Astrid buka semua pakaian yang nempel dibadannya.
Gak mau kalah gw juga dalam hitungan detik, lgsg bugil
Perang bibir pun dimulai lagi.
Pelan-pelan bibir gw pindah dari bibir ke kuping.
Gw jilat kuping dan sesekali gw gigit kecil. Astrid cuma bisa mendesah.
Begitu jilatan gw pindah kebagian belakang kupingnya, reflek Astrid megang pinggang gw. Sementara Astrid menggelinjang, bibir dan lidah gw mulai berjalan menuju bagian belakang leher lalu kembali kearah leher dan segera turun ke dada.
Tangan kiri gw mulai beraksi di dada kirinya sementara tangan kanan gw bermain di mekinya Astrid. Sesekali gw bangkit untuk mencium bibir Astrid. Sekarang gw mulai menjilat lubang pusar Astrid. Tak ayal Astrid pun memegang rambutku karena kegelian.
Gw pun minta Astrid untuk duduk diatas tempat tidur yang udah gw alas pake handuk bekas mandi gw tadi. Gw minta Astrid ngangkang, dan gw kecup lembut mekinya. “Aqu baru cukur tadi loh kak… Jadi bagus kan?”
“Udah bagus, wangi pula…” Tanpa panjang lebar, mulai lah lidah gw berkelana di pintu meki Astrid sepupu gw sendiri. Ketika lidah dan bibir gw menjamah G.spot miliknya, Astrid sembari menggelinjang menjambak rambut gw dan mulai berdesis nikmat. “sss… ssh… don’t stop please… don’t”.
Mendengar perkataan darinya, gw makin nafsu untuk menjilat dan menyedot cairan dari mekinya yang sudah dari tadi basah. Dan gw mulai mencoba variasi jilatan plus permainan jari didalam meki milik Astrid. Setelah sekitar 5 menit kemudian Astrid menggelinjang hebat karena telah meraih kenikmatan tiada tara.
“Kak, aqu mau nyobain punya kmu dong…”
“Kmu bisa mainin ini pake mulut kmu gak?” Sembari menunjuk rudal gw yang sudah menghitam karena kerasnya aliran darah menuju organ tersebut (Baca: KONAK).
“Ajarin…” Jawabnya dengan nada manja.
“Kmu jilat dulu…” Pinta gw sambil tiduran disamping Astrid. -bawel.us-
Kemudian Astrid bangkit dan membungkuk meraih rudal punya gw, dan mulai ngejilat perlahan. “Sekarang kmu emut deh.” Pinta gw.
“Muat gak nih?” Maklum agak besar dan panjang dari standar orang indonesia rudal punya gw ini.
“Setelah rudal gw masuk kedalem mulut sepupuku yang lama-lama nafsuin ini, gw minta Astrid sesekali pake lidahnya juga. Setelah 3 menit rudal gw disedot2, gw minta Astrid untuk menghentikan aktifitasnya itu.
Gw minta dia tiduran, lalu gw lingkarin kaki putih en mulusnya itu di pinggang gw. Pelan tapi pasti, gw arahin rudal gw ke depan mekinya dia. “Be gentle please. Aqu masih perawan.” Gw cuma bisa ngangguk… “KAMPREEET… Bisa bentar doang nih… Perawan pasti masih peret…” Pikir gw.
Pelan-pelan gw masukin. Ternyata bener! Sempit banget bwo… (Gw tetep jaga pikiran gw biar gak terlalu kebawa nafsu. Kalo nafsu semua gak nyampe 2 menit juga keluar.)
Kira-kira 3 menit prosesi sakral itu berlangsung, gw ngerasa kayak ada yang menghalangi rudal punya gw ini menuju sasaran.
Kami french kiss sembari gw neken sedikit lebih keras rudal gw. Tiba-tiba lidah gw digigit sama Astrid, “Saa…kit…” rintihnya sambil menitikan air mata. Tembus nih…
“Aqu cabut aja yah.” Gak tega juga nyakitin adek sepupu sendiri.
Ditahannya badan gw pake kakinya waktu gw mau nyabut rudal dari mekinya.
“Katanya sakit?” Gw tanya.
“Gak apa-apa, yang penting kakak seneng.”
“Bener nih?” Gw tanya lagi.
Astrid cuma ngangguk. Sambil nyium dia, gw teken lagi pelan-pelan sambil main2in toket putih dan itilnya yang berwarna pink itu…
Sekitar 7 menit kemudian, Astrid menjerit kecil. Ternyata udah mentok.
Gw jilat leher en kupingnya sambil pelan-pelan gw goyang rudal punya gw keluar masuk. 4 menit berlalu ketika Astrid mendesah dan meracau “Faster please, sakit… tapi… enak…”
Astrid menjerit kecil waktu rudal gw mentok di rahimnya.
Gw memperlambat gerakan gw. Masukin pelan-pelan, tapi mundur seketika, maju pelan-pelan, mundur secepat kilat. Astrid terlihat menikmati sensasi yang gw bikin barusan. Ternyata hal itu bikin Astrid makin liar. Sejurus kemudian Astrid sepupu gw yang menggairahkan (terlihat darah perawannya mengalir pada pahanya) membalik badan gw. Akhirnya… Posisi yang gw suka, WOMAN ON TOP.
Kayaknya gak nyampe 20 menit, si Astrid udah kayak profesional aja nih. Sedotannya mantap, tarikannya kenceng. Ah… Bisa mati konak sebelum cum nih pikir gw. Keringat bercucuran dikamar yang berudara dingin puncak itu. Keliatannya Astrid udah mau keluar nih. Coz, sedotan mekinya makin kenceng en temponya semakin cepet. Suara-suara nafsu pun mulai menggema dikamar gw yang agak besar dan agak terpencil… -bawel.us-
Gw ngerasa rudal gw kayak disedot pake vacuum cleaner. Rasanya kenceng banget! Ternyata Astrid baru aja keluar. Astrid terkulai lemas diatas badan gw.
“Yank, sekarang gantian yah. Aqu berasa nanggung nih.” Pinta gw.
“Terserah kmu kakakku chayank…” Tanpa basa-basi, gw rubah posisi Astrid sehingga nungging didepan gw. Posisiin tangan gw di pinggang Astrid sepupuku yang cantik en menggairahkan. Dan mulai gw genjot dari belakang. Setiap kali rudal gw mentok, Astrid menjerit kecil. Dan Astrid mulai bermain dengan clit miliknya sendiri. Sekitar 15 menit genjot, gw uda berasa pengen keluar nih.
“Yank, kmu… mens… kapan?…” Tanya gw tanpa putus genjotan bahkan mempercepat.
“Ah… 2 ha… aw… 2… hari… ah… lagi… kena… knapa?”
“Kakak… dah… mau… keluar…” Erang gw…
“Ters… ss… serah…”
“Hamil, hamil deh. Bodo amat” Pikir gw.
“Yank… kakak… mau… keluaaarr… Aarrgh…” Gw ngejerit kecil.
Gw mentokin and tancepin dalem2 rudal gw. Dengan tangan gw masih di pinggang Astrid, gw tarik pinggang Astrid kearah gw sehingga menimbulkan rasa mentok yang luuarrr biasa…
Astrid menjerit sambil menitikan air mata ketika gw keluarin sperma gw didalem mekinya Astrid. Gw melonggarkan pegangan gw di pinggangnya setelah tetesan sperma gw yang terakhir.
Gw duduk disamping dia en nyium dia.
“I am sorry, sorry if i’d cum inside of you.”
“Gak apa-apa. Kalopun aqu hamil, kita nikah aja sekalian ya kak…”
Sambil gw jilat air mata dia, dia bisikin sesuatu…
“Yang terakhir itu sakit tapi bisa bikin aqu puas banget loh kak. Kapan-kapan kita ulangin lagi ya. I love you.”
“I love you too my sweety.”

Diberdayakan oleh Blogger.
Feed facebook twitter friendfeed G+ Submit